Kamis, 03 Mei 2018

RESENSI BUKU


Resensi Buku
Judul Buku : Misi Kristen Menjangkau Jiwa Menyelamatkan Dunia
Pengarang : Dr. Bambang Eko Putranto,  M. Th
Penerbit : Andi (Penerbit Buku dan Majallah Rohani)
Tahun Penerbitan : 2007
Jumlah Halaman : viii  + 328 halaman

I. Pendahuluan
Dalam kehidupan ini kebanyakan orang-orang berpikir bahwa misi itu hanyalah berupa langkah, cara dan metode yang harus ditempuh untuk mendapatkan visi. Jadi ada kalanya di saat-saat tertentu orang-orang tidak mau  untuk bermisi ketika mereka tidak memiliki visi. Tetapi bukan misi yang seperti itu yang dimaksud dalam buku “Misi Kristen Menjangkau Jiwa Menyelamatkan Dunia” yang ditulis oleh Dr. Bambang Eko Putaranto yang mempunyai latar belakang pendidikan di Korea. Berikut ini akan disuguhkan beberapa ide yang dimuat di dalam buku bapaj Bambang Eko Putaranto tersebut. 
II. Pembahasan
2.1. Pengertian Misi Kristen
Beberapa misiolog dalam pengenalannya terhadap istilah misi ini memiliki cara yang berbeda namun mengungkapkan pengertian yang sama, antara lain:
1. Pekerjaan Allah dalam mendamaikan dosa manusia pada diri-Nya sendiri.
2. Tugas di mana Tuhan mengirimkan hamba-hamba-Nya ke dunia (ladang misi). Misi mencakup penginjilan dan mandat budaya.
Secara etimologis, istilah misi berasal dari kata mission (Latin) dan dalam bahasa Yunani berasal dari kata dasar evangelion atau biasa disebut juga Injil yang berarti kabar baik. Kemudia dari kata itu muncul kata evangelos yang berarti pemberita Inji. Kata evangelos ini merupakan sebutan bagi para rasul atau, dalam dunia misi modern disebut misionaris. Jadi secara etimologi, misi adalah pengiriman Kabar baik. Dan arti dari kabar baik itu sendiri adalah kabar atau berita yan telah ditunggu-tunggu manusia tentang datangnya mesias untuk menyelamatkan manusia dari kuasa-kuasa iblis.
Ada beberapa hal  kesulitan dalam mendefiniskan misi itu sendiri karena istilah misi tidak dapat didefinisikan secara baku atau normativ. Kesulitan tersebut antara lain:
- Secara historis, pengertian misi dapat berubah dari suatu masa ke masa lainnya,  istilah misi itu sendiri dalam pengertiannya berkembang dan berubah sesuai dengan keadaan.
- Secara teologis, pengertian misi dapat berbeda dari satu denominasi dengan denominasi yang lainnya. 
- Secara sosial, pengertian misi mendapat tekanan yang berbeda antara suatu kebudayaan dengan kebudayaan lainnya.
Dan jika pengertian misi “dipaksa” untuk didefinisikan. Akibatnya akan terjadi:
1. Hanya berlaku pada suatu masa/ saat tetentu saja
2. Hanya berlaku pada suatu denominasi tertentu saja
3. Hanya dibutuhkan oleh suatu budaya tertentu saja.
Sehingga kita dapat mengatakan bahwa sekalipun dalam membuat defenisi misi itu kita mendapatkan kesulitan kita dapat kembali ke dalam pengertian awal dari etimologi misi itu sendiri. Misi adalah pengiriman kabar baik atau pengutusan injil. Pemberitaan injil adalah bagian dari  misi namun misi Kristen masih memiliki banyak tujuan antara lain di bidang sosial, pendidikan, ekonomi, gerejawi dll. Ada empat hal yang membuat panggilan dan tanggung jawab orang-orang percaya terlibat dalam misi, antara lain:
a. Humanisme (kemanusiaan)
b. Eskatologis (Masa depan)
c. Motivasi Roh Kudus
d. Amanat Agung
Dan selain itu kita juga dapat mendaftarkan beberapa motif keliru yang menghambat misi:
1. Motif imperialisme
2. Motif kebudayaan
3. Motif komersial
4. Motif kolonialisme ekklesiastikal  
2.2 Asal Mula Misi Kristen
2.2.1 Asal Mula Missio Dei
Misi Allah disebut Missio Dei (mission; mengirim, dei; Allah bhs. Latin). Missio Dei berarti pengutusan yang dilakukan langsung oleh Allah. Sturuktur Missio Dei terdiri dari 3 unsur yaitu:
- Unsur yang mengutus: Allah Bapa. Bapa begitu mengasihi manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Oleh karena itu Bapa Surgawi mengulurkan pertolongan-Nya dengan menyelamatkan manusia melalui pengorbanan dan kematian Yesus Kristus di kayu salib.
- Unsur yang diutus: Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah peribadi yang Allah utus untuk datang ke dunia untuk menebus dosa manusia. (Flp. 2:6-8).
- Unsur yang menerima atau mempersiapkan utusan. Allah telah mempersiapkan dan menerima Utusan Agung seperti orang-orang yang dipilih oleh Allah seperti Maria, Yusuf, gembala-gembala di padang gurun. 
2.2.2 Perkembangan Missio Ekklesia
Keberasilan Missio Dei menghasilkan “kumpula orang yang terpanggil untuk percaya”. Dalam bahasa Yunani disebut ekklesia yang kemudian diterjemahkan menjadi gereja. Keselamatan yang disampaikan oleh Tuhan Yesus dilanjutkan dan dikembangkan oleh gereja-Nya. Struktur ekklesia terdiri dari 3 unsur, yaitu 1) unsur yang mengutus, yaitu gereja, 2) unsur yang diutus, yaitu para rasul, 3) unsur yang menerima yakni orang-orang yang sudah percaya.
2.2.3 Perkembangan di Zaman Modern- Misi Modern
Misi dimulai lagi pada zaman modern. Pada abad ke-16 disponsori gereja Katolik. Sedangkan kaum protestan memulai misi pada abad ke-18 dipelopori oleh Jonathan Edwards di Amerika Serikat dan William Carrey di Inggris dalam kebangunan rohani. Jonathan dikenal dengan The Great Awakening ia memulai dengan pergumulannya dalam misi tampil dengan khotbah yang menantang kekristenan di Amerika dan dengan hal yang menggemparkan yakni dengan doa untuk misi sedunia. Begitu juga dengan William Carey yang menggerakkan Eropa dengan semangat misi dan keteladanannya.
2.2.4 Pengertian Misionaris
Misionaris adalah semua orang yang terlibat dalam misi baik sebagai pihak yang mengutus, pihak yang diutus maupun pihak yang menerima utusan. Dalam misi Modern misionaris adalah 1) semua orang yang terlibat langsung pada badan misi, 2) semua orang yang diutus langsung oleh badan misi untuk menyampaikan Injil, 3) semua orang yang bekerja sama langsung untuk menyiapkan kedatangan dan pekerjaan orang yang diutus.
Banyak kesalahpahaman diantara umat Kristen di Indonesia dalam memahami misi sehingga hal tersebut menjadi penghalang antara lain; 1) Memandang misi sebagai urusan negara-negara barat, 2) Misionaris datang untuk berbagi uang, 3) Bangsa Barat pengutus, bangsa Indonesia penerima, 4) Manifest destiny (adanya pandagan bangsa Barat sebagai bangsa yang terpilih untuk memberitakan Injil). 
2.3 Unsur-Unsur Misi
Ada tiga unsur dalam misi, yaitu 1) unsur yang mengutus atau Badan Misi (BM), 2) unsur yang diutus  atau urusan badan misi (UBM), 3) unsur yang menerima utusan di ladang misi (LM). Tugas utama BM sebagai pengutus antara lain 1) mengorganisir suatu proyek misi, 2) membuat proposal suatu proyek misi, 3) mengumpulkan dana, 4) mengadakan survey dan riset misi, 5) merekrut calon-calom UBM yang akan diutus, 6) melatih calon-calon tersebut, 7) mengadakan kontak dengan orang-orang di ladang misi, 8) melengkapi utusan dengan administrasi dll, 9) mengutus UBM, 10) memantau keadaan dan pelayanan UBM, 11) selalu memberikan nasihat kepada UBM, 12) mengevaluasi hasil misi dari UBM, 13) me-recall atau meneruskan pemberian tugas kepada utusan, 14) member laporan pada donator dll. 
Tugas utama UBM adalah 1) menjadikan diri sebagai bagian dari masyarakat setempat, 2) memperlengkapi diri dengan perizinan setempat, 3) melaksanakan program-program misi dari BM, 4)bekerja sama dengan para penerima di LM, 5) memberi laporan atau pertangungjawaban pada BM, 6) memerhatikan atau berkonsultasi dengan BM lain.
Tugas utama LM adalah 1) menerima dan membantu UBM dalam pengurusan surat-surat,  perizinan, keimigrasian, tempat tinggal dll. 2) bekerja sama dan bermitra dengan UBM, 3) mengolah dan memfollow up hasil dan UBM dll.
Berdasarkan arah tujuan misi dan ke mana hasilnya akan dibawa, misi dapat kita bagi dalam 2 bagian yaitu:
1.Misi Intern
Misi intern artinya misi yang dilakukan jemaat lokal yang ditujukan untuk pertumbuhan jemaat lokal dan hasilnya pertumbuhan jemaat setempat baik secara kuantitas maupun kualitas. 
2.Misi Ekstern
Misi ekstern artinya misi yagn ditujukan untuk pertumbuhan jemaat lokal di tempat lain dan berusaha menumbuhkan jemaat itu berkembang sesuai dengan kondisi jemaat di temoat tersebut.
2.4 Dasar Alkitabiah Misi
2.4.1. Dasar misi dari konteks  dan tema-tema
Tema utama seluruh Alkitab adalah misi Allah, yaiu rencana dan tindakan Allah untuk menyelamatkan manusia dari kuasa dosa melalui pengorbanan Yesus Krstus Anak-Nya.   
2.4.2. Dasar misi dari rencana Allah
Rencana Bapa bagi manusia adalah hidup kudus, berbakti dan taat, mulia dan bahagia selamanya, dianugerahi kehendak bebas, memiliki hidup mengagumkan. Semua rencana-Nya dilakukan secara beraturan. Bahkan rencana itu telah dipersiapkan-Nya jauh sebelum manusia diciptakan seperti bumi yang belum berbentuk dan kosong diubahnya menjadi bumiyang berbentuk dan beisi untuk didiami manusia. 
2.4.3. Dasar misi dari karya Yesus Kristus
Misi kedatangan-Nya ke dunia sebagai manusia adalah menyelamatkan manusia dari kuasa dosa (Kol. 1:22). Bapa mengutus Tuha Yesus, kemudian Tuhan Yesus mengutus kita(Yoh. 20:21). Dia telah memberikan kita suatu model peleyanan tentang kedatangan-Nya kepada kita baik secara perorangan maupun secara lembaga (gereja).
2.4.4. Dasar misi dari penyertaan Roh Kudus
Roh Kudus adalah misionaris yang besar. Dia adalah misionaris yang diutus oleh Kristus. Dia berperan dalam memberi kuasa bagi gereja-gereja untuk melakukan misi, khususnya bersaksi tentang Kristus. Dia melayani sebagai pribadi yang menyinari kehidupan kita. Dia menggunakan firman baik lisan maupun tulisan sebagai pedang-Nya (Ibr. 4:12, Ef. 6:17).
2.5 Misiologia Penulis Perjanjian Baru
Konsep misi yang didasarkan pada beberapa penulis Perjanjian Baru, secara garis besar, para penulis buku membagi konsep ini dalam tiga kelompok, yaitu misiologia Matius, misiologia Lukas, misiologia Paulus. Ketiga konsep misi dalam penulisan PB secara umum dapat mewakili seluruh konsep misi dalam tulisan-tulisan PB. Namun bukan berarti penulis-penulis lainnya tidak menulis tentang misi karena penulis PB menulis dengan tujuan mengajak pembacanya untuk terlibat dalam misi. Maka dengan demikian kita dapat menjelaskan tentang misiologia penulis PB sebagai berikut:
Misiologia Matius
Misi Matius memiliki dua target utama pada kaum Yahudi dalam puncak misinya, yaitu:
- Memberi pemahaman 
Kepada para muridnya di suatu komunitas umat Kristen Yahudi yang dipimpin Matius, rupanya pada tahap pertama Matius berkonsentrasi untuk memberi pemahaman tentang panggilan keselamatan terhadap setiap orang percaya.
- Mengajak segenap komunitas persekutuan itu untuk bersaksi
Setelah tahap pertama Matius berhasil, Matius melakukan tahap kedua yaitu mengajak segenap anggota persekutuan itu untuk bersaksi memberitakan Injil kepada masyarakat di luar komunitas tersebut.
Misiologia Lukas
Konsep misi Lukas dan Kisah Para Rasul menurut David J. Bosch pada umumnya adalah mempraktikkan pengampunan dan solidaritas pada kaum miskin. Artinya Lukas memiliki dua target utama dalam puncak misinya, yaitu:
- Mempraktikkan pengampunan dosa yang telah diterima melalu anugeah Kristus Yesus.
Cara yang dilontarkan Lukas adalah tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi dengan kebaikan. Latar belakang historis pada masa itu dikenal sebuah motto Romawi, (siapa yang ingin damai bersiaplah untuk berperang). Motto ini menunjukkan konsep kekerasan, pemaksaan, keadilan, perdamaian dan kesejahteraan diproleh dengan cara “kejahatan harus dibasmi dengan kejahatan, sehingga mata ganti mata juga berlaku dalam konteks pada saat itu”. Lukas menolak tegas filsafat tersebut. Sesuai dengan konsepnya yang beradasarkan ajaran Yesus Kristus, ia mengajar hal yang sebaliknya, yaitu tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.
- Memberi rasa solidaritas kepada kaum miskin, tertindas, tersisihkan dalam bentuk tanggung jawab sosial.
Lukas sangat menekankan pengampunan dalam misinya, yaitu pengampunan dosa dari Bapa melalui pengurbanan Yesus Kristus, Anak-Nya. Pengampunan ini dipraktikkan oleh Lukas dalam misinya melalui solidaritas sosial.


Misiologia Paulus
Menurut David J. Bosch konsep misi Paulus pada umumnya adalah undangan untuk bergabung dengan komunitas eskhatologis, yaitu perhimpunan orang-orang percaya dalam kekekelan di Surga pada masa yang akan datang. Artinya Rasul Paulus mempunyai dua target utama yaitu, 1)memberitakan Injil, dengan meyakinkan secara pribadi di dalam Yesus Kristus, untuk memproleh keselamatan yang sempurna yang akan dinikmati secara penuh di masa yang akan datang di surge. 2) keselamatan itu memancarkan cahayanya dengan penuh kuasa ke masa kini pada setiap orang kudus yang terpanggil baik orang Yahudi maupun orang non Yahudi untuk menjadi hamba kebenaran yang dibenarkan Allah, yang dipersatukan Allah pada saat ini di dalam gereja.
Puncak dari konsep misi Paulus adalah memanggil orang-orang yang belum percaya, terutama orang non-Yahudi, untuk bergabung dengan orang Yahudi yang sudah percaya sehingga saat ini untuk sementara waktu dipersatukan di dalam gereja dan masa yang akan datang dipersatukan secara kekal di surge (Rm. 15:15-21).
2.6 Konsep-Konsep Misi
Lee Kwang Soon menyatakan bahwa bedasarkan sejarah misi hingga era modern secara umum pandangan misi dapat dibagi dalam tiga pandangan besar. Pandangan tersebut antara lain adalah:
Konsep misi fundamental
Isilah fundamental sebenarnya menunjukkan suatu golongan atau aliran dalam bermisi. Istilah fundamental ini sendiri mungkin tidak disukai oleh gereja-gereja lokal tertentu yang ada sebenarnya memang beraliran fundamental.
Konsep misi fundamental dapat dipandang:
1. Dasi segi aktifitasnya
Secara sederhan. Konsep misi fundamental adalah usaha misi yang menekankan pada keselamatan pribadi. Bagi kaum fundamental,misi adalah memberitakan injil Kristus. Memberitakan injil Kristus berarti menyampaikan berita keselamatan dari Yesus Kristus dan mengajak pendengarnya untuk percaya dan menerima. Selain penyampaian injil keselamatan, semua tindakan lainnya itu dipandang bukan misi.
2. Dari segi teologinya
a. Percaya penuh akan otoritas Alkitab dalam iman dan kehidupan karena Alkitab yang ada sekarang sebagai wahyu Allah tanpa salah sehingga Allah tanpa salah sehingga harus diterima dan ditafsirkan secara harafiah adanya.
b. Percaya penuh akan penebusan dosa dalam darahYesus. Oleh karena itu masallah iman dan pertobatan merupakan hal terpenting  dalam hidup manusia.
c. Percaya penuh bahwa di luar Kristus dunia akan binasa. Oleh sebab itu pemberitaan Injil adlah panggilan Allah yang harus dilaksanakan setiap orang percaya.
d. Perjuangan utama adalah membebaskan diri manusia dari kuasa dosa dan kuasa-kuasa kegelapan berdasarkan karunia Roh Kudus sehingga setiap orang dapat menikmati anugerah surgawi. 
Konsep misi liberal
Istilah “liberal” hanya akan kita pakai dalam konteks misi yang maksudnya untuk menunjukkan suatu golongan atau aliran dalam usaha misi. Istilah ini menunjukkan suatu golongan atau aliran dalam usaha misi. Istilah ini mungkin tidak disukai juga oleh gereja-gereja tertentu yang sebenarnya memang beraliran liberal.
1. Dari segi Aktivitasnya
Dari segi aktivitasnya secara sederhana konsep misi liberal adalah suatu usaha misi yang menekankan pada tanggungjawab sosial. Dalam konteks ini, tanggungjawab sosial semula adalah reaksi terhadap misi yang hanya sekedar menutamakan keselamatan pribadi dari kaum fundamental. Menurut konsep misi ini, gerakan misi haruslah bermamfaat untuk masyarakat tanpa memandang agama atau orang-orang yang telah menjadi Kristen. Konsep misi Liberal muncul sebagai reaksi terhadap kaum fundamental yang hanya menekankan bidang rohani saja dengan konsep personal salvation tetapi mengabaikan kebutuhan-kebutuhan sosial manusia.  
2. Dari segi Teologinya
Istilah Liberal dalam hal teologi dipakai untuk menandai sikap atau pemikiran suatu teologi yang menolak segala kemutlakan dan kepastian, termasuk kemutlakan dan kepastian berita Alkitab dan keselamatan dalam Tuhan Yesus. Dari segi teologinya, jika dibandingkan dengan teologi Fundamental, ciri khas teologi Liberal adalah :
a. Alkitab adalah sebagian otoritas dalam kehidupan. Otoritas yang paling utama dalam kehidupan manusia adalah kebebasan individu dalam iman dan kehidupan.
b. Penebusan dosa dalam Kristus Yesus, termasuk aplikasinya seperti pengampunan dosa, pertobatan, kelahiran baru, kehidupan dalam roh adalah simbol-simbol moral.
c. Percaya bahwa di dalam Kristus ada keselamatan tetapi di luar Kristus ada juga keselamatan karena wahyu Allah tidak hanya melalui Alkitab saja tetapi ada jalur lain.
d. Perjuangan utama adalah membebaskan diri dari berbagai bentuk keterikatan karena keterikatan termasuk keterikatan berpikir, keterikatan dalam kebodohan, keterikatan dalam beraspirasi, dsb. 
Konsep misi evangelical atau holistic
Konsep misi Evangelikal pada hakikatnya adalah suatu konsep misi yang menggabungkan keselamatan pribadi dan tanggung jawab sosial. Pada hakekatnya pandangan ini melihat bahwa kebutuhan manusia bersifat menyeluruh (holistic), yaitu  kebutuhan jasmani dan rohani. Keselamatan pribadi dapa memenuhi kebutuhan rohani dan tanggung jawab sosial dapat memenuhi kebutuan jasmani. Istilah Evangelikal maksudnya untuk menunjukkan suatu golongan atau aliran dalam usaha misi. 

Konsep misi ini dapat dipandang dari:
1 . Dari Segi Aktivitasnya
Secara sederhana konseo misi injili adalah suatu usaha yang menggabungkan antara konsep  fundamental dan liberal atau menggabungkan keselamatan pribadi dengan tanggungjawab sosial. Hasilnya ialah misi yang bersifat holistik, yaitu mengarahkan dan melayani kebutuhan manusia secara lengkap yang meliputi kebutuhan roh, jiwa dan tubuh.Kebutuhan roh dipenuhi dengan memberi pelayana untuk keselamatan pribadi melalui Yesus Kristus. Kebutuhan jasmani dan tubuh dipenuhi dengan memberikan pelayanan tanggungjawab sosial.
Misi kaum injili memandang bahwa kebutuhan roh, jiwa dan tubuh manusia bersifat seimbang dan tidak terpisahkan. Oleh karena itu misi yang dilakukan harus menjangkau seluruh aspek roh, tubuh, dan jiwa, yang disebut holistik. Misalnya pendirian rumah sakit, sekolah-sekolah sekuler dll.
Beberapa hal aktivitas yang telah dilakuka oleh gerakan misi injili adalah; a) siaran radio, b) siaran melalui pemberitaan film, c) penerjemahan Alkitab, d) pemberitaan melalui kaset, e) gerakan di bidang pendidikan , f) gerakan di bidang kesehatan dll, Di Indonesia beberapa hal juga yang telah dilakukan antara lain; a) gerakan penginjilan perorangan, b) gerakan kelompok doa, c) gerakan pecan penyegaran rohani (retreat), d) gerakan yang beraliran pentakosta, e) gerakan pertumbuhan gereja.  
2 . Dari Segi Teologinya
Dari segi teologinya, jika dibandingkan dengan teologi fundamental dan liberal, ciri khas teologi injili adalah:
a. Percaya penuh pada otoritas Alkitab dalam iman dan kehidupan. Alkitab yang asli sebagai wahyu Allah tanpa kesalahan harus ditafsirkan berdasarkan gramatika (bahasa) dan latar belakang sejarahnya.
b. Percaya penuh akan penebusan dosa. Tentunya ada pertobatan atas dosa tersbut. Itulah sebabnya salah satu asas penting bagi kaum Injili adalah keyakinan dari suatu pertobatan. Pertobatan yang dimaksud adalah 1) perpalingandari dosa (dari perbuatan-perbuatan yang jahat menjadi perbutan baik 2) perpalingan iman kepada Yesus Kristus (dari penyembahan pda ilah-ilah lain menjadi penyembahan pada Kristus).
c. Percaya penuh bahwa di luar Kristus dunia akan binasa. Oleh sebab itu pemberitaan injil adalah panggilan Allah yang harus dilaksanakan. Iman injili menyatakan bahwa di luar Kristus dunia, termasuk manusia akan binasa. Pemberitaan injil menjadi sesuatu yang utama sehingga amanat untuk melaksanakan misi amanat agung Kristus merupakan sikap mutlak.
d. Perjuangan utama adalah kesetiaan pada kebenaran Wahyu Allah yang disingkapkan melalui Alkitab. Perjuangan utama adalah mempertahankan dan mengembangkan kesetiaan pada wahyu Allah sehinga setiap orang dapat masuk ke dalam kebenaran firman yang semakin mendalam. Aplikasinya adalah usaha-usaha misi yang bersifat holistic, yaitu bersifat menyeluruh (roh, jiwa dan tubuh). 
2.7 Strategi Misi Alkitabiah
Alron Clark Scanlon member enam alasan tentang sebab-sebab strategi diperlukan:
a. Luasnya tujuan misi kita. Tujuan misi kita adalah seluruh dunia. Tujuannya adalah manusia dapat mengenal, percaya dan dapat menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat mereka. Jelas usaha misi ini bertujuan luas. Untuk itu diperlukan strategi agar efektif.
b. Status minoritas kita. Sejak Tuhan Yesus meproklamirkan injil di dunia hingga sekarang orang Kristen sejati merupakan kelompok yang minoritas. Kelompok yang mayoritas adalah para penyembah berhala yang mempunyai semua kekuasaan dengan seumber keuangan, kedudukan, kekuasaan politik.
c. Sumber-sumber kita yang terbatas di dalam dunia ini. Program-program misi memerlukan biaya yang besar. Untuk menyelamatkan 1 jiwa, biaya yang dipelukan bisa sebanyak biaya untuk mendirikan 7 gedung gereja.
d. Karya Tuhan dalam sejarah. Sebenarnya, sebelum injil diberitakan atau misi dilaksanakan, Tuhan berkarya dalam sejarah dan menyiapkan dunia untuk diinjili.
e. Kebutuhan kita untuk mengikat diri pada rencana dan karya Tuhan. Tuhan mempunyai rencana bagi setiap hamba-Nya. 
f. Roh Kudus membimbing pengikut-pengikutnya dalam tugas misi. Sebenarnya Roh Kudus membimbing hamba-hamba-Nya untuk menjalankan strategi dalam melaksanakan misi. Roh kudus tidak pernah membiarkan kita bekerja sendiri dan tidak akan membiarkan kita melangkah sendiri.
g. Pengajaran Tuhan Yesus. Penulis sering Roh kudus akan menyatakan apa-apa yang harus kita lakukan melalui strategi yag telah kita persiapkan. Strategi adalah suatu wadah untuk Roh Kudus berkarya di dalam pelayanan kita.
2.7.1. Strategi Misi Tuhan Yesus
Strategi misi Tuhan Yesus adalah basis bagi seluruh murid-Nya untuk melaksanakan misi Amanat Agung. Dua garis besar strategi misi Tuhan Yesus, yaitu strategi dalam Baptisan dan strategi dalam Perjamuan Kudus. Baptisan dan Perjamuan Kudus adalah dua upacara gerejawi yang sakral. Strategi Baptisan adalah bagian dari Amanat Agung. Menurut George A Perters strategi ini mengandung 4 garis besar pernyataan, yaitu: 1) kuasa dari sang Raja, 2) perintah dari Sang Raja, 3) pelaksanaanya “pergilah..baptislah..ajarkanlah..”., 4) penyertaan dari Sang Raja. Strategi misi Tuhan Yesus  dalam Perjamuan Kudus adalah: 1) Ia menyatakan para murid dalam Eklesia, 2) Ia mengingatkan para murid akan pengorbanan Kristus, 3) Ia mengajar murid memahami ajaran Yesus Kristus melalui Eklesia., 4) Ia mengamankan untuk meyampaikan injil melalui Eklesia.
2.7.2. Strategi Misi Gereja Mula-Mula
Ada beberapa hal dalam strategi misi gereja mula-mula yang dapat kita simpulkan berdasarkan background antara lain:
1.Melibatkan pribadi Tuhan Yesus. Artinya jemaat mula-mula membawa pribadi Tuha Yesus di dalam setiap kegerakan, keseriusan iman mereka, membuat ada suatu hubungan pribadi yang intim antara mereka dengan Tuhan Yesus.
2. Berani melakukan yag bersifat menentang arus dan revolusioner. Keberanian jemaat mula-mula atas dasar iman yang luar biasa dan keyakinan akan penyertaan Tuhan Yesus membuat mereka berani menentang arus seperti menentang sistem keagamaan, sosial, politik, budaya dll.
3. Membuat hubungan-hubungan baru dalam komunitas. Ajaran Kristen tidak membuat jurang pembatas karena hal-hal pemisahan antara si kaya dan si miskin. Mereka semua bersatu hati dalam persekutuan Kristen.
4. Mengungkapkan suatu pengharapan yang kuat. Mereka selalu mengungkapkan iman dan pengharapan mereka dengan semboyan maranatha (datanglah Tuhan).
5. Mengindetifikasikan Tuhan Yesus melalui penderitaan. Penderitaan karena beriman dan menjadi murid Tuhan Yesus merupakan  kemulian untuk menerima mahkota yang kekal.        
2.8 Perkembangan Strategi Misi di Era Modern
Perkembangan misi di Era modern ini dapat kita perhatikan berdasar atas strategi dari beberapa tokoh yang sangat berperan penting. Strategi dari beberapa tokoh tersebut adalah William Carey dan Rollan Allen.
A. Strategi Misi William Carey
William Carey adalah seorang misionaris Inggris, seorang hamba Tuhan dari gereja Baptis yang terkenal sebagai father of modern missions. Adapun yang menjadi strategi dari William Carey adalah: 
- Menggerakkan orang untuk bermisi dengan menulis buku
- Membentuk badan misi (Baptis Missionary Society)
- Menyerahkan dirinya beserta keluarga sebagai UBM
- Mmenerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa daerah di London misi
B. Strategi Misi Rolland Allen
Pada awal abad ke-20 strategi misi Allen mengejutkan dunia misi Barat karna sangat kontradiktif dengan strategi-strategi misi sebelumnya. Adapun beberapa hal yang menjadi strategi misi menurut Rolan Allen adalah:
- Semua ajaran yang merupakan asas kepercayaan harus jelas dan sanggup dipahami dan dimengerti sehingga mereka yang pernah menerimanya dapat menguasainya, menggunkanannya dan meneruskannya.
- Semua susunan organisasi harus mempunyai bentuk dan struktur yang sederhana sehingga dapat dimengerti dan dipelihara.
- Semua aturan keuangan yang dibuat untuk kehidupan dan keberadaan sehari-hari sebuah gereja sebaiknya diawasi dan dikelola oleh mereka sendiri terlepas dari bantuan asing manapun juga.
- Rasa dan tanggung jawab bersama orang-orang Kristen antara sesamanya sendiri sebaiknya diajarkan dan dijalankan dengan seksama.
- Kuasa atau hak untuk melaksanakan karunia-karunia rohani sebaiknya diberikan kepada jemaat dengan bebas dan dengan segera.
2.9 Misi Pemberitaan Injil
2.9.1. Berita Injil
Tugas penginjil adalah menyampaikan berita injil. Ikhtisar tujuh intisari Injil adalah 1) berita tentang Allah yang benar, 2) berita tentang keadaan manusia, 3) berita tentang Yesus Kristus, 4) berita tentang saib Kristus, 5) berita tentang Roh Kudus, 6) berita tentang keselamatan, 7) berita tentang gereja.
- Berita tentang Allah yang benar
Injil yang kita sampaikan harus menyatakan bahwa kita tidak akan dapat mengenal Allah yang benar kecuali Allah itu sendiri yang menyatakan diri-Nya kepada manusia melalui Alkitab.
- Berita tentang keadaan manusia
Injil yang kita sampaikan harus menyatakan bahwa keadaan manusia yang benar adalah menurut pandangan Allah yang telah digambarkan dalam Alkitab,bukan berdasarkan pandangan manusia sendiri. Pada pokoknya keadaan manusia menurut Alkitab adalah 1) manusia makhluk mulia karena diciptakan segambar dengan Allah dan diberi kuasa oleh Allah (Kej. 1:26-28) 2) manusia mahluk hina karena sudah jatuh dalam kuasa dosa untuk itu butuh keselamatan atau kelahiran secara rohani.
- Berita tentang Yesus Kristus
Injil yang kita sampaikan harus menyatakan bahwa manusia tidak mampu untuk menyelamatkan diri sendiri dari kematian rohani. Untuk itu, manusia membutuhkan seorang Juruselamat. Dan Alkitab menyatakan Juruselamat itu adalah Yesu Kristus.
- Berita tentang Salib Kristus
Injil yang kita sampaikan harus menyatakan bahwa karya terbesar Yesus Kristus adalah penyelamatan manusia melalui pengurbanan-Nya di kayu salib. Kematian Kristus di kayu salib adalah cara Allah untuk menghukum dosa-dosa orang yang mau percaya dan menerima pengurbanan-Nya
- Berita tentang Roh Kudus
Injil yang kita sampaikan harus menyatakan bahwa Roh Kudus sebagai salah satu dari oknum Allah Tritunggal. Dinyatakan bahwa 1) Roh Kudus adalah Allah yang nama-Nya disatukan dengan Allah Bapa dan Anak. 2) Roh Kudus adalah oknum (pribadi) yang berpengetahuan, punya kehendak sendiri dll.
- Berita tentang keselamatan
Injil yang kita sampaikan harus menyatakan bahwa keselamatan adalah kelepasan seorang dari keadaan sebagai manusia lama yang berdosa menjadi manusia baru yang telah mendapat pengampunan dosa oleh iman kepada Yesus Kristus.
- Berita tentang Gereja
Injil yang kita sampaikan harus menyatakan berita tentang gereja yan di dalamnya terdapat arti dan sifat-sifat gereja serta kewajiban orang percaya untuk menjadi anggota gereja. Arti, sifat dan kewajiban orang percaya adalah:
- Gereja adalah sebuah “am” yaitu himpunan orang yang telah percaya dan diselamatkan dari berbagai tempat, zaman yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan.
- Gereja adalah sebuah himpunan yang kudus
- Gereja adalah sebuah himpunan yang misioner atau disebut juga rasuli
- Kewajiban anggota gereja adalah berbakti di gereja lokal masing-masing, bersekutu antara anggota yang satu dengan yang lain dan terlibat kesaksian dan penginjilan. 
2.9.2. Kepribadian dan komitmen  penginjil
Setiap orang percaya terpanggil untuk bertanggung jawab dalam penginjilan. Misal terlibat dalam doa, sarana dan prasarana dll. Seorang penginjil diharuskan memiliki syarat-syarat umum sebagai seorang kristiani tetapi juga memiliki syarat-syarat khusus sebagai penginjil. Kita akan membahas 2 kepribadian yang mutlak yang menjadi syarat-syarat kepribadian khusus yang harus dimiliki penginjil. Syarat-syarat itu adalah keyakinan mengenai keselamatan dan kedewasaan rohani.
Seorang penginjil juga harus mempunyai komitmen (pernyataan injil) atas panggilannya sebagai seorang penginjil. Minimal ada 3 komitmen pokok yang harus dimiliki, yaitu: komitmen kepada Kristus, komitmen pada tujuannya, komitmen pada rencana penginjilannya.
2.9.3. Metode penginjilan modern
Beberapa metode pemberitaan injil yang dipandang terbaik pada saat sekarang, yaitu PI Pribadi dan Massal, jemaat yang misioner, comprehensive approach dan dialog komunikasi. Pemberitaan Injil secara pribadi adalah memberitakan Injil secara perorangan dengan pendekatan sesuai dengan pola pikir dan budaya penerima. Seperti telah disinggung sebelumnya, tahap-tahap penginjilan secara garis besar terdiri dari 3 tahapan harus diakukan yaitu: Presence evangelism (PI tahap kehadiran di hati penerima), proclaim evangelism, persuade evamgelism.
PI Massal adalah memberitakan Injil kepada sekelompok atau sejumlah orang. Metode ini meniru teladan Tuhan Yesus sewaktu khotbah dibukit yang dihadiri lebih dari 5000 orang. Metode modern dalam penginjilan massal yang terbaik menggunakan atau memamfaatkan multi media seperti media cetak, media elektronik, kelompok massa.
Jemaat yang misioner adalah kumpulan orang-orang yang terpanggil atau terpilih berdasarkan anugerah Allah. Mereka percaya ada Injil dan berusaha sepenuhnya untuk memelihara atau mempertahankan semangat menyebarkan Injil.
Comprehensive approach adalah pendekatan misi secara holistic. Gerakan misi ini hendak menjawab tantangan keseluruhan roh, jiwa dan tubuh dari manusia. Penekanan gerakan pemberitaan Injil dengan pendekatan ini adalah keselamatan pribadi dan tanggung jawab sosial.
Dialog komunikasi adalah percakapan dua arah untuk membahas suatu topik permasallahan berdasarkan pengertian masing-masing. Dialog adalah percakapan yang bersifat dua arah. Tujuan pemberitaan injil yang disampaikan seorang melalui percakapan dua arah membuat berita injil tersebut dapat dimengerti dan dipahami secara maksimal oleh pihak lain. 
2.10 Misi Lintas Budaya
Beban untuk membentuk dan melaksanakan misi lintas budaya adalah tugas gereja. Ada dua macam misi lintas budaya yaitu misi lintas budaya yang dibentuk oleh gereja dan misi lintas budaya yang dibentuk oleh kaum awam atau non gerejawi.
- Misi lintas budaya yang dibentuk oleh gereja
Gereja harus dengan segala daya upaya mensponsori badan misi atau urusan badan misi yang berada di bawah asuhan langsung dari gereja lokal. Gereja lokal harus terus memiliki program untuk merekrut dan melatih anggota-anggota gereja yang terpanggil menjadi urusan badan misi. Gereja lokal sebagai badan misi harus benar-benar menyiapkan dan mensurvei ladang yang akan dijadikan target misi dengan mengontak atau bekerja sama dengan orang-orang yang terbeban di lambaga misi.
- Misi lintas budaya yang dibentuk oleh kaum awam atau non gerejawi
Biasanya kaum awam yang dikoordinir oleh hamba-hamba Tuhan yang berdedikasi terhadap misi mendirikan sebuah badan misi karena dana yang dibutuhkan relatif cukup besar sehingga dapat saja terjadi kerja sama antara anggota suatu jemaat lokal dengan anggota jemaat lokal lainnya. Ini adalah salah satu unsur terjadinya misi yang interdenominasi.
Barrier kebudayaan adalah perbedaan kebudayaan antara budaya UBM dengan budaya LM. Barrier kebudayaan bisa berupa bahasa, pola hidup, adat istiadat, kondisi sosial, kondisi politik, kondisi ekonomi, agama atau kepercayaan.
Menembus Barrier kebudayaan adalah suatu bagian penting yang akan dialami oleh seorang UBM dalam MLB. Keberhasilan dalam menempuh barrier kebudayaan adalah langkah awal keberhasilan misi di ladang misi.
Adapaun tahapan-tahapan dalam menembus barrier kebudayaan akan mengalami 4 tahapan untuk mencapai suatu tahao manusia dan dwi –budaya. Hal itu antara lain:
- Tahap turis. Pada tahap ini seorang melihat budaya lain dari jarak dekat dan memproleh rasa tertarik dan pengalaman baru.
- Tahap shock budaya. Pada tahap ini seorang yang sudah masuk ke dalam budaya baru mulai merasa ada benturan-benturan budaya, hal-hal yang tidak cocok denggan kebudayaannya, tidak suka, benci pada hal-hal tertentu dari masyarakat tersebut, mengkritik budaya setempat. Tahap ini disebut sebagai tahao shock budaya karena apabila seorang turis sudah beberapa saat di suatu tempat wisata yang semula dianggapnya indah dan menraik, ternyata banyak hal yang tidak menyenangkan hatinya.
- Tahap penyesuaian. Pada tahap ini UBM berusaha untuk terus malaksanakan tugasnya di daerah tersebut dan menyesuaikan diri dengan kebudayaan setempat. Tahap ini disebut sebagai tahap penyesuaian karena pada tahap ini seorang UBM harus berusaha bangkit untuk tetap melanjutkan misinya. Ia harus berusaha bangkit untuk tetap melanjutkan misinya.
- Tahap dwi-budaya. Pada tahap ini seorang UBM berhasil menjadi bagian dari budaya setempat. UBM memiliki 2 macam budaya sekaligus, yaitu budaya asalnya dan budaya baru setempat. Manusia dwi-budaya langkah awal keberhasila. Keberhasilan suatu misi merupakan karya Roh Kudus. Seorang UBM yang sudah dwi-budaya adalah kunci pembuka penyampaian injil pada suku atau budaya lain.  
2.11 Misi Frontier
Frontier berarti area perbatasan dengan wilayah asing. Misi Frontier berarri usaha pengutusan printisan untuk menyampaikan injil di area yang memiliki karakteristik yang belum terjangkau oleh injil karena ikatan lingkungan budaya yan mengikat masyarakatnya sedemikian rupa sehingga menjadi suatu hambatan kuat yang menghalangi usaha misi Amanat Agung Kristus.
Secara lebih definitif lagi, wilayah frontier ini adalah suatu kelompok masyarakat yang di dalamnya mengandung ikatan dalam bentuk dua karakter yaitu group people dan dan unreached people.
Dayton mendefinisikan people group adalah kumpulan pribadi-pribadi yang saling mempengaruhi dengan kuat dan merasakan saling keterikatan di antara mereka karena penggunaan  bahasa, agama, kesukuan, wilayah, mata pencarian, kelas masyarakat, situasi.
Dayton juga mendefinisikan unreached people adalah suatu kelompok masyarakat di mana tidak ada kemandirian dan kemampuan dari orang-orang Kristen untuk memberitakan injil kepada orang yang ada dalam kelompok masyarakat tersebut.
Misi Frontier adalah suatu usaha mengutus para pioneer untuk memberitakan injil kepada group people dan unreached people dengan menghindari bentrokan secara maksimal karena budaya  setempat. Misi Frontier menjadi semakin jelas baik konsep maupun metodologinya. Winter mengangkat 7 istilah yang menjadi tahapan-tahapan dalam ilmu Misiologia Frontier yaitu:
- Reported adalah suatu tahapan dalam misi frontier untuk mencari sehingga dapat menemukan suatu area di mana terdapat group people atau unreached people sehingga keberadaan kelompok ini dapat dilaporkan
- Verified adalah suatu tahapan dalam misi frontier untuk mengadakan suatu peninjauan dan survei secara lebih mendetail terhadap keberadaan kelompok yang sudah dilaporkan tersebut.
- Evaluated adalah suatu tahapan dalam misi frontier untuk mengevaluasi hasil survey seperti sudah adanya data-data kependudukan, luas areal, misi yang telah masuk.
- Selected adalah suatu tahapan dalam misi frontier untuk mencari calon-calon UBM yangakan dikirim ke wilayah tersebut, termasuk mengetahui komitmennya, keseriausannya, keteguhannya, kemampuan dll.
- Supported adalah suatu tahapan dalam misi frontier oleh BM yang mengutus untuk mencari sumber-sumber seperti pendoa, pendana dll.
- Engaged adalah suatu tahapan dalam misi frontier untuk memulai pengiriman misionaris pioneer yang bersifat non residential
- Reached adalah suatu tahapan dalam misi frontier untuk mencapai target sesuai dengan program yang telah disusun.
Dalam konsep misi frontier program misi berhenti hanya sampai pada tahap perintisan. Tahap selanjutnya harus ditindak lanjuti dengan suatu program usaha misi lainnya, yaitu misi pendirian jemaat, karena konsep misi frontier hanyalah perintisan pemberitaan injil dlam suatu masyarakat yang memiliki karakteristik group people atau unreached people.
Dalam melakukan misi frontier ini ternyata tidak berjalan dengan mulus. Ada cukup banyak yang memperlambat proses berjalannya misi frontier. Dalam sejarah misi dari masa ke masa, kita dapat melihat kenyataan-kenyataan bahwa ada banyak hambatan utama dalam misi frontier sehingga beberapa program yang dilakukan oleh beberapa badan misi mengalami tantangan yang sangat signifikan. Hambatan-hambatan tersebut adalah:
- Adanya hambatan-hambatan yang kuat terhadap penyebaran berita injil
- Adanya korban yang berjatuhan dari para misionaris sebagai martir
- Nubuat dan peringatan dari Alkitab itu sendiri
Dalam misi frontier ada beberapa strategi yang dibangun yaitu; 1) strategi siaran radio Kristen, 2) strategi penerjemahan Alkitab, 3) strategi penyiaran kaset-kaset rohani, 4) strategi doa, 5) strategi non-residential. 
2.12 Misi Bawah Tanah
Ditinjau dari faktor kesulitan atau halangan dalam melakukan misi pemberitaan Injil, negara atau wilayah dibagi dalam tiga kategori yaitu:
1) Negara atau wilayah non-Resistance atau wilayah kantong Kristen
Mayoritas penduduknya memeluk agama Kriste. Injil terbuka dan bebas untuk diberitakan. Daerah seperti ini tidak membutuhkan Misi bawah tanah.
2) Negara atau wilayah low resistance atau wilayah penolakan rendah
Di daerah ini ada penolakan terhadap injil tetapi tidak secara formal. In terjadi di daerah mayoritas penduduknya non-Kristen tetapi tidak fanatic. Di daerah ini injil dihambat oleh kelompok tertentu tetatpi secara yuridis kegiatan injil masih bisa beroperasi meskipun secara terbatas. Daerah seperti ini membutuhkan misi bawah tanah tetapi terbatas dalam bidang tertentu saja.

3) Negara atau wilayah high resistance atau wilayah penolakan tinggi
Di daerah ini secara formal maupun fakta kegiatan pemberitaan injil dan gereja dilarang. Paling-paling kegiatan gereja diizinkan sebatas pemberian hak yang sangat terbatas untuk kelompok atau etnik kecil tertentu. Daerah seperti ini mutlak membutuhkan misi bawah tanah.
Misi bawah tanah harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Persiapan khusus dalam misi ini dilakukan oleh BM yang dikonsentrasikan pada UBM, persiapan itu terdiri dari: 1) pemanggilan khusus, 2) pembekalan khusus, 3) pengutusan khusus.
Badan misi juga harus memperhitungkan secara matang perencanaan pola gerakan dan arah tujuan dari misi bawah tanah ini. Beberapa pola dan tujuan tersebut adalah; 1) pola pertama bersifat rahasia, 2) pola kedua bersifat pribadi, 3) pola ketiga berbentuk kelompok sel secara terpisah, 4) pola keempat harus berazaskan kasih dan kekeluargaan. Dan yang menjadi arah tujuan atas hal itu adalah; 1) melakukan PI pribadi, 2) membentuk gereja bawah tanah. 
2.13 Misi Pendirian Jemaat
Misi pendirian jemaat adalah suatu program usaha dari kumpulan orang-orang yang terpanggil, untuk membentuk kumpulna baru bagi orang-orang yang baru terpanggil, untuk membentuk kumpulan baru bagi orang-orang yang baru terpanggil, si suatu tempat yang baru, di seluruh dunia.
Langkah-langkah yan ditempuh dalam mendirikan jemaat adalah; 1) pengutusan, 2) pendekatan, 3) penginjilan, 4) pertobatan, 5) penggabungan, 6) peneguhan, 7) penetapan, 8) penyerahan, 9) penerusan, 10) pemberitahuan.
Dan juga dalam misi pendirian jemaat ini ada beberapa prinsip yang harus kita pegang antara lain; 1) prinsip doa, 2) prinsip penginjilan, 3) prinsip pesan, 4) prinsip metode, 5) prinsip kredibilitas, 6) prinsip sasaran, 7) prinsip para petobat baru.
2.14 Momen-Momen dalam Sejarah Misi
Momen-momen dalam sejarah misi adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi tonggak sejarah secara global yang mempengaruhi perjalanan umat Kristen untuk melaksanakan Amanat Agung Kristus semenjak hari pentakosta hingga sekarang.Usaha untuk melaksanakan Amanat Agung inilah disebut dengan misi.
Dari beberapa momen-momen yang ada di dalam buku ini kami hanya menyajikannya beberapa saja yakni  mengenai William Carey dan Hudson Taylor.
William Carey menjangkau India 1793. William Carey terkenal sebagai seorang hamba Tuhan dari gereja Baptis dan menjadi father of modern missions. Ia juga terkenal sebagai pendiri the Baptist Missionary Society (Serikat Misionaris Baptis). Adapun metode yang dilakukan oleh Carey adalah:
- Menggerakkan orang untuk bermisi dengan khotbah dan menulis buku
- Membentuk badan misi, yaitu Baptist missionary society
- Ia menyerahkan dirinya beserta keluarga sebagai UBM
- Ia menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa daerah di ladang misi.
Hudson Taylor mencapai pedalaman Tiongkok 1850. Masuknya Hudson Taylor ke daerah Tiongkok disambut dengan gencarnya kampanye anti Kristen yang terjadi pada waktu itu. Akan tetapi prinsip Taylor adalah langsung menuju pribumi, memperluas misi dari wilayahnya dengan keharusan berpakaian dan berbahasa China meskipun di rumahnya sendiri. Usaha misinya sedikit tetapi benar-benar mengajak orang China untuk mengikut Kristus. Buku-buku karangannya, membahas dan mneladani dalam mambimbing untuk membentuk suatu formulasi terhadap misi ke pedalaman China. Misi Hudson Taylor adalah misi menentang maut karena:
- Ia tahu bahwa waktu itu Tiongkok tertutup bagi kekristenan
- Ia tahu ada kelompok-kelompok anti Barat
- Ia tahu ada gerakan-gerakan yang menimbulkan kerusuhan politik
- Ia tahu bahwa kondisi keamanan Tiongkok sedang tidak stabil
- Ia tahu bahwa di Tiongkok sedang terjadi wabah penyakit menular.
Namun tekad dan semangat untuk misi pemberitaan Injil dan membangun jemaat-jemaat Kristen tidak menjadikan ia surut dari visi dan misinya.

III. Kesimpulan
Misi menjadi tanggung jawab setiao umat Kristen, mengapa? Karena tema utama seluruh Alkitab adalah misi Allah, yaitu rencana dan tindakan Allah untuk menyelamatkan manusia dari kuasa dosa melalui pengurbanan Yesus.  Akan tetapi kebanyakan orang saling tuding menuding untuk melakukan misi ini. Hal ini dikarenakan oleh beberapa hambatan ada rasa takut, tidak sanggup pisah dengan keluarga, biaya yang tidak ada, dan tidak ada kemauan sama sekali. Akan tetapi yang dapat saya simpulkan setelah meresensi buku ini adalah bahwa bagi setiap umat yang mau member dirinya untuk Tuhan tidak perlu memikirkan kesusuhan tersebut karena Tuhan pasti cukupkan. Sebagai salah satu contoh kita bisa mula bermisi untuk daerah yang ada disekitar kita saja terlebih dahulu, ketika kita dapat melakukannya maka Tuhan akan memberikan ladang misi yang lebih luas lagi dan mungkin jadi kita bisa bergabung dengan badan misi yang ada. 

IV. Kritik, Saran dan Penilaian Buku
 Buku yang berjudul Misi Kristen Menjangkau Dunia dan Menyelamatkan Jiwa ini sangatlah bagus untuk di konsumsi para pembaca baik dari kalangan non teologi dan teologi. Buku ini tidak hanya bercerita tentang teori dan formula dalam bermisi tetapi kita juga disajikan dalam bentuk misi yang telah dilakukan sehingga kita bisa belajar dari hal tersebut. Penulis juga memberikan perenungan singkat di setiap babnya dan saya rasa itu membuat para pembaca semakin merasakan bahwa tulisan ini terasa mendarat di dalam kehidupan yang sedang kita jalani ini. Hanya sebagai tembahan mungkin dalam buku ini bisa juga ditambahkan beberapa media gambar yang mendukung tulisan seperti gambar-gambar dari tokoh-tokoh yang bergerak dalam bidang misi dan bisa juga diberikan kesimpulan-kesimpulan kecil (out line) di setiap babnya selain dari renungan tersebut.
V. Pertanyaan
1. Bagaimanakah cara kita untuk melakukan misi kepada orang-orang yang menggunakan logika dan sangat menyukai  hakl-hal yang real/ kelihatan??
2. Bagaimanakah sikap kita bila Injil yang telah kita sampaikan kepada seseorang tetapi dia tetap tidak mau untuk percaya?
3. Bagaimanakah cara kita untuk menyakinkan bagi jemaat bahwa hal yang terbaik adalah “sekalipun kita menderita, diejeki, disiksa bahkan ada yang harus mati martir untuk memberitakan Firman Tuhan itu menyenangkan bagi Tuhan”?
4. Bagaimankah sikap kita dalam bemisi di tengah-tengah jemaat yang sangat ketakutan dalam menantikan akhir zaman?
5. Bagaimanakah misi bisa hadir di tengah orang-orang yang berkecukupan (misalnya kaya raya)?
6. Bagaimanakah menurut pandangan misi mengenai kemajemukan agama yang terjadi di Indonesia?
7. Apa respon kita melihat agama lain juga yang sibuk melakukan misi sama halnya dengan kita?
8. Bisakah sesama penginjil saling menginjili satu dengan yang lainnya, jelaska!!
9. Ketika dipilih menjadi pendeta atau misionaris banyak orang dan mahasiswa teologi khususnya yang menjadi bingung bagaimanakah cara kita untuk meresponi hal ini?
10. Bagaimanakah kita meyakinkan jemaat untuk mau member diri dalam bermisi?

VI. Biodata Penulis
Dr. Bambang Eko Putranto, M. Th adalah pendiri dan ketua SekolahTinggi Misiologia Yogyakarta. Sampai tahun 2005 hamba Tuhan yang saat ini melayani di gereja jemaat Kristus Indonesia in menjadi misionaris Jangseok Presbyterian Church Korea untuk Indonesia. Pendidikan yang telah ditempuh antara lain: Faculty of Christian Education Presbyterian Theological (Changsin University) Seoul, Korea, Faculty of Graduate school world mission Presbyterian Theological Seminary di Changsin juga dan mengambil gelar doktornya di The joint program of international Theological Seminary, Seoul. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Renungan...

Dengarkan dan Lakukan Nats : “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya” [ayat 28] Ada satu p...