Arti dan Makna Tanah Perjanjian
I. Pendahuluan
Berbicara tentang Tanah Perjanjian, tentu sebagai mahasiswa Theologia akan langsung timbul dalam benak kita suatu nama bangsa yang tidak asing di telinga kita, apalagi hampir setiap negara di dunia ini terkhususnya negara-negara Islam mengutuknya akibat agresi militer yang ia lakukan ke Jalur Gaza (Palestina) beberapa waktu yang lalu. Negara itu adalah bangsa yang akrab disebut sebagai bangsa pilihan TUHAN, Israel dalam kitab Perjanjian Lama kita orang Nasrani. Pada umumnya Tanah Perjanjian itu disebut Tanah Kanaan, karena yang tinggal disana sebagian besar adalah orang Kanaan. Didalam Tanah Kanaan itu terdapat sebuah bukit Sion tempat kota Yerusalem berada dan kota ini menjadi kota suci bagi 3 agama samawi (Yahudi, Kristen dan Islam). Hal ini terbukti ketika Palestina menyebut Yerusalem sebagai ‘Al-Quds’(yang suci) yang menunjukkan betapa sucinya kota itu bagi mereka. Namun timbul suatu pertanyaan, mengapa Tanah Perjanjian (khususnya Yerusalem) menjadi sangat penting bagi Israel dan Palestina? misalnya bukit Sion/Zion yang dianggap suci oleh Yahudi, mengapa bukan gunung Sinai, tempat Allah Israel memberikan Taurat kepada Musa dan membuat perjanjian dengan umat-Nya Israel?, mengapa seorang Arab yang Kafir dapat meneteskan air mata ketika pertama sekali berdiri didepan Masjidil Al-Aqsha, padahal tempat lahirnya Islam dan tempat Ka’bah berdiri berada di Arab sendiri? Kalau Yerusalem suci bagi orang Nasrani, hal itu dapat dipahami, karena Yerusalem merupakan tempat wafat dan kebangkitan kembali Yesus: yang telah menjadi saksi kelahiran iman mereka!
Sejarah mencatat bahwa, tidak jarang terjadi perebutan Tanah Perjanjian itu khususnya kota Yerusalem, dengan mengunakan media kekerasan yaitu perang untuk merampasnya dan menjadikan tanah itu sebagai hak miliknya, seperti: perang Israel-Kanaan yang dipimpin oleh Yosua atas mandat YHWH untuk menumpas orang Kanaan, perang Salib (Crusade) dan yang lainnya yang dilaksanaan dengan semangat Holy War dan Deusvult. Jadi sebenarnya, siapa yang pertama kali melihat potensi Palestina dan mengembangkan negara itu?, siapa yang tinggal di Yerusalem pertama sekali, orang Yahudi atau Palestina?, dan apakah perang Israel-Palestina beberapa waktu yang lalu juga dampak sucinya tanah itu bagi mereka?. Namun mengapa pula ketika ditanyakan dan didiskusikan masa kini yang sarat konflik, baik Israel maupun Palestina secara naluriah berpaling kepada masa lalu dan polemik mereka bisa dengan mudah beralih dari abad perungu ke abad pertengahan kemudian ke abad-20?.
Untuk dapat memahami masalah ini dengan mendasar, maka dalam kesempatan kali, kami para penyeminar akan mencoba memaparkan bahasan seminar kita apa dan bagaimana “Arti dan Makna Tanah Perjanjian” yang ditinjau secara Teologi Perjanjian Lama.
II. Pembahasan
Pengertian Tanah
Pengertian Tanah secara umum
Menurut KBBI, tanah adalah permukaan bumi atau lapisan yang diatas sekali, dapat juga diartikan keadaan bumi di suatu tempat, permukaan bumi yang terbatas yang ditempati suatu bangsa dan diperintah suatu negara. Dalam Oxford Advanced Learners Dictionary, Jonathan Crowter mendefinisikan bahwa Tanah adalah benda kering yang merupakan bagian dari permukaan bumi, daerah yang dipakai untuk maksud tertentu; daerah yang digunakan sebagai lahan pertanian dan daerah yang dikukhusukan.
Tanah menurut Perjanjian Lama
Tanah atau Bumi memiliki arti yang sama dalam tradisi Yahudi. Bumi (Ibr: ‘erets’;Aram ‘ara’) אֶרֶץ memiliki kata yang lebih spesifik bagi arti Tanah dalam b. Ibrani אֳךַמָה (‘adama’). Dalam Ensiklopedi Alkitab masa kini memberikan beberapa pengertian tanah dalam Perjanjian Lama, diantaranya:
1. Bumi ialah sebagian dari alam ini, lawanya adalah langit. Umpamanya adalah Kejadian 1:1; Ulangan 3:28; Mazmur 68:9; Daniel 6:28 Dll. Kata ‘Erets’ mengandung makna ganda karena kadang-kadang malahirkan arti yang lebih luas dan kadang-kadang hanya berarti Tanah atau negri, suatu daerah yang lebih sempit dalam berita mengenai air bah (Kej 6:9) dan timbulnya pebedaan bahasa (Kej 11:1) tiap arti dan pendudukya.
2. Darat sebagai lawan dari laut (Kej 1:10). Ungkapan-ungkapan seperti alas bumi (1 Sam 2:8), tiang bumi (Ayb 9:6), dasar bumi (Mzm 102:26; Yes 48:13) adalah merupakan syair dari bangsa semit purba yang tidak menganggap gagasan bentuk meja yang didukung oleh penopang.
3. Tanah yang dipermukaan bumi ini, tempat segala tumbuh-tumbuhan dan semua yang hidup, umpamanya Kejadian 1:11-12; Ulangan 26:2 (erets dan adama).
4. Dalam nas-nas seperti Kejadian 11:1; Mazmur 98:9; Ratapan 2:15. Kata erets mengartikan-melalui segala arti-penduduk bumi ini atau bagianya.
Tanah Kanaan/Perjanjian
Tanah Kanaan adalah Tanah Perjanjian yang TUHAN Israel janjikan kepada nenek moyang mereka, Abraham. Tanah Kanaan itu diberikan baginya sebagai sebuah pemberian, bukan karena kepatuhan Abraham untuk meninggalkan kota Ur tempat kelahiranya dan pergi ke Tanah Kanaan (dari zona nyaman ke zona yang tidak dikenal). Melainkan tanah itu diberikan hanya berdasarkan anugrah dan inisiatif Allah semata. Allah memberikan Tanah itu dengan sekaligus memberikan mandat kepada mereka untuk memeliharanya dengan baik, karena bangsa Israel hanya sebagai perpanjangan TUHAN untuk memeliharanya dan Allah sendirilah sebagai pemilik Tanah itu. Pemberian Tanah itu kepada bangsa Israel sebagai ahli waris Abraham tertulis dalam Yosua 21:43. Dalam ayat ini dituliskan bagaimana cara Israel mendapatkan suatu tempat kediaman di Tanah Palestina. Banyak laporan Alkitab mengenai priode pendudukan Tanah Palestina ini terdapat dalam kitab Yosua dan hakim-hakim. Kita dapat dengan lebih mudah mengetahui kejadian-kejadian dalam kedua kitab itu jika kita mengetahui apa yang sedang terjadi di Palestina dan diatara bangsa-bangsa sekitarnya pada priode antara tahun 1250-1000 sM.
Pentingnya Tanah Perjanjian (Palestina )
Bagi Yahudi
2.2.1.1. Sebagai Warisan dan Milik Allah (Penggenapan Janji)
Bagi Yahudi (Israel) Tanah Kanaan lebih akrab dipanggil Tanah Perjanjian, yaitu perjanjian antara Allahnya Israel dengan nenek moyang mereka, Abram (Kej 15:18-21). Dalam nats ini disebutkan, bahwa Allah berjanji memberikan kapada keturunan dari Abram negri tersebut, yakni yang meliputi mulai dari sungai Mesir sampai sungai Eufrat yaitu: Tanah orang Keni, Kenas, Kadmon, Het, Feris, Refraim, Amori, Kanaan, Girgasi, dan tanah orang Yebus. Dalam pemberian Tanah ini juga, TUHAN menegaskan bahwa Tanah itu jangan pernah dijual karena Allahlah yang berkusa atasnya (Im 25:23-24). Status Tanah itu bagi Israel adalah sebagai sebuah pemberian. Dan bangsa Israel sudah faham benar akan ketentuan tersebut. Israel juga menyadari bahwa Tanah Kanaan yang berhasil mereka taklukkan dan tempati, bukanlah karena kekuatan dan kehebatan mereka, tetapi karena YHWH telah mengucapkan sebuah sabda dan Dia akan selalu menepati apa yang telah Ia katakan dan hal itu pasti akan terjadi. Bangsa Israel juga selalu menyadari dan mengetahui bahwa hal itu semua adalah sebuah ciptaan dari firman-Nya dan firman itu akan selalu hidup karena Dia sendiri yang mengucapkanya (bnd. Hos 11:1). Israel menyadari bahwa kehidupan mereka akan tetap bertahan hanya dengan printah-Nya dan mereka mendengarkan serta mematuhinya. Oleh karena itu printah YHWH kepada mereka untuk menjaga Tanah itu sebagai sebuah pemberian dari TUHAN adalah sebuah tanggung jawab yang besar dan sangat berarti bagi Israel. Hal inilah yang membuat mereka ingin tetap bertahan, menguasai dan memelihara Tanah itu, sebagai tanda kepatuhan kepada Allah mereka. Negri ini merupakan tujuan pokok dari pemikiran dan tindakan yang ada dalam Pentateukh. Musa dipanggil untuk membawa umat Allah ke suatu negri yang melimpah susu dan madunya (Kel.3:8,17; bnd. 6:4,8). Negri itu dilihat sebagai pemberian Allah secara terus-menerus kepada Israel, terkhususnya dalam kitab Ulangan. Dalam kitab Yosua kata ini muncul 50 kali lebih. Ketentuanya bahwa, Allah yang memiliki Tanah itu tetap dipertahankan dalam tradisi Israel. Hal ini terbukti dengan patuhnya bangsa Israel akan printah untuk mempersembahkan hasil pertama negri itu kepada TUHAN mereka (UL. 14:22-29; 26:9-15). Tidak sampai disitu saja, bangsa Israel juga menguduskan hari sabat, tahun Sabat dan tahun Yobel sebagai masa perhentian bagi Tanah yang mereka usahakan yang menunjukna betapa patuhnya mereka atas ketetapan yang TUHAN berikan kepada mereka mengenai tanah pemberian tersebut.
Keyakinan bangsa Israel semakin dalam, ketika mereka menghadapi perang dengan bangsa sekitar. Dimana dalam setiap peperangan tersebut mereka selalu menang (meskipun secara manusiawi hampir tidak mungkin). Mereka yakin Allah YHWH selalu berada didepan untuk berperang melawan musuh-musush mereka. Puncak kejayaan kerajaan Israel berada pada masa Daud dan putranya Salomo. Pada masa pemerintahan keduanyalah, Yerusalem dijadikan ibukota kerajaan dan pembangunan Bait Suci diatasnya. Bangsa Israel yakin bahwa Allah mereka berdiam disana, sehingga Yerusalem menjadi sangat sentral bagi pemerintahan dan peribadatan mereka. Yerusalem dengan bukit Sion menjadi sangat penting bagi mereka melebihi Gunung Sinai, tempat Allah mereka memberikan Taurat kepada Musa dan tempat diadakanya perjanjian antara Allahnya Israel dengan Israel sendiri. Hal ini disebabkan karena keyakinan mereka yang sangat teguh sekali bahwa Allah mereka hanya tinggal di Bait Suci bersama Tabut Perjanjian yang juga ada didalamnya yaitu di Bait Suci Sion, Yerusalem. Itulah sebabnya Tanah Kanaan/Palestina pada umumnya dan Yerusalem pada khusunya sangat penting bagi bangsa Yahudi.
2.2.1.2. Sebagai berkat
Pemberian tanah oleh Allah kepada bangsa Israel terikat kedalam janji berkat yang diberikan kepada bapa leluhur bangsa mereka (Kej. 12, 15,17-21). Janji tanah itu mempunyai suatu segi yang jarang diperhatikan. Israel yang diberkati oleh janji itu, mendapat keyakinan dan pengharapan baru melalui pemberaian tanah itu dan pemenuhan Allah terhadap janji-Nya. Tetapi bukan hnaya Israel sebagai penghuni atau bakal penghuni Kanaan saja yang diberkati tetapi juga tanah itu sendiri. Janji Tuhan membuat membuat tanah Kanaan menjadi sesuatu yang melebihi keadaan alamiahnya. Memang segala sifat kesempurnaan tidak tampak dalam keadaan tanah kanaan. Tetapi janji Tuhan sendirilah yang membuka mata umat-Nya, meyakinkan mereka serta membangkitkan syukur atas pemberian-Nya yang baik.
2.2.1.3. Bait Suci Sebagai Pusat Peribadahan
Bait Suci merupakan tempat beribadahan yang kudus bagi bangsa Israel dan juga tempat Tabut Perjanjian diletakan. Peranan Bait Suci sangat penting dalam kehidupan umat Israel sebagai satu bangsa pilihan Tuhan, yakni identitas atau ibu kota negara dan pusat agama Israel dari berbagai daerah. Di Yerusalem sampai sekarang ada tiga Bait Suci yang pernah dibangun, yakni pertama, dibangun oleh Salomo pada pertengahan abad ke-10 sM, yang kemudian dihancurkan oleh orang-orang Babel pada tahun 585 sM (1Raj. 5-8; 2Raj. 25:8-17; 2Taw. 3-4); kedua, didirikan oleh orang Yahudi yang kembali dari pembuangan di Babel di bawah pimpinan Zerubabel pada zaman Nabi Hagai dan Nabi Zakharia (Ezr. 3:8-13) dan diresmikan pada tahun 515 sM yang dihancurkan oleh panglima tentara Romawi Pompeius pada tahun 63 sM; ketiga, dibangun oleh Herodes Agung pada tahun 20 sM dan dihancurkan oleh tentara Titus pada tahun 70 M. Selama rentang sejarah yang panjang itu, Bait Suci sering menjadi konflik dan tindakan kekerasan. Karena pada kenyataannya, Yerusalem dan Bait Suci berperan sebagai tempat untuk membicarakan tentang seluruh aspek kehidupan umat (keagamaan, politik, ekonomi, sosial budaya). Sehingga seringkali terjadi perebutan kekuasaan khususnya bagi para imam dan pemerasan di Bait Suci itu.
Selain itu, tempat suci pada umumnya dipahami sebagai lambang politik (kekuasaan) dan tanda kesalehan. Pemahaman ini berasal dari kebiasaan agama kuno, di mana jikalau rakyatnya kalah dalam suatu peperangan, maka dewanya dan kuilnya berarti telah dicemari. Demikian juga dengan orang-orang Yahudi, mereka memberikan perhatian besar kepadaBait Suci. Karena apabila Bait Suci itu tidak ada, berarti Allah tidak berada di pihak mereka. Di samping itu, terjadi pengalihan fungsi daripada Bait Suci itu sendiri yakni telah menjadi tempat bersarangnya para penyamun. Hal ini berarti bahwa di tempat kudus atau suci telah menjadi tempat yang jorok, kotor, najis, karena di dalamnya bersembunyi para pembunuh, perampok, pemberontak, lintah darat, pemeras. Dan inilah yang dikritisi oleh Yesus. Yesus mau mengembalikan peranan Bait Suci yang sebenarnya.
Pembangunan Bait Suci di Yerusalem dipahami dalam dua hal, yakni kediaman raja dan kemuliaan Tuhan. Salomo memiliki figur yang sangat penting dalam pembangunan Bait Suci (1Raj. 5-7; 8:12-13). Bait Suci sering juga disebut sebagai kuil kerajaan di seluruh Israel. Sehingga seringkali pemahaman tentang Bait Suci di Yerusalem dikaitkan dengan politik Israel. Yerusalem dipandang sebagai kota kediaman atau rumah yang kudus, yang digunakan sebagai tempat umat beribadah. Akibat dari umat Israel sendiri yang tidak menjaga kekudusan hidup dan kekudusan Tuhan, maka berdampak sekali pada Bait Suci yang mereka bangun. Misalnya beberapa kali Bait Suci yang dianggap sebagai tempat yang suci dari antara tempat suci yang lain oleh Israel, telah dihancurkan oleh bangsa lain. Hal ini tentu menyatakan secara tidak langsung bahwa klaim itu tidak sesuai dengan harapan Israel karena keberdosaan mereka kepada Tuhan. Dengan kata lain, umat Israel sendiri yang mengakui Bait Suci sebagai tempat yang istimewa dari tempat yang lainnya, dan mereka juga yang mencemarinya karena pemberontakan kepada Allah.
Bait Suci (Yun. hieron dan naos) dalam Perjanjian Baru menunjuk pada bangunan fisik dan orang percaya. Dalam kitab-kitab Injil, sikap Yesus terhadap Bait Suci di Yerusalem mengandung dua sisi yang bertentangan, yakni di satu sisi Yesus menghargainya, tetapi di pihak lain Yesus menganggapnya tidak begitu penting. Yesus menyebut rumah doa sebagai rumah Tuhan (Mat. 12:4; Yoh. 2:16). Yesus mengajarkan bahwa segala sesuatu yang ada di dalamnya kudus karena dikuduskan oleh Allah yang berdiam di dalamnya (Mat. 23:17, 21). Semangat Yesus terhadap rumah Bapa-Nya mendorong Dia menyucikannya (Yoh. 2:17), dan keprihatinan-Nya akan hukuman yang mengancam kota suci itu membuat Dia menangis (Luk. 19:41). Sebaliknya, Yesus mengatakan bahwa Ia lebih agung dari Bait Suci (Mat. 12:6). Bait Suci telah digunakan untuk mengeringkan rohani Israel (Mrk. 11:12-26). Oleh karena itu, Bait Suci itu akan dibinasakan karena kenajisannya yang mengerikan (Mrk. 13:1).
Bagi Islam (Perbandingan)
Seperti pada penjelasan pendahuluan diatas, bahwa tidak hanya bagi kaum Yahudi tapi, Yerusalem juga merupakan kota suci bagi penganut agama Islam. Hal itu dapat dilihat ketika Palestina (Islam) menyebut Yerusalem sebagai ‘Al-Quds’(yang suci) yang menunjukkan betapa sucinya kota itu bagi mereka. Islam juga telah mengukuhkan posisi kota Yerusalem sebagai salah satu tempat suci bagi kaum Muslimin selain Makkah dan Madinah di Arab Saudi. Kota ini dianggap suci dan penting bagi Islam karena kedudukan Masjid Al-Aqsha yang merupakan ‘Kiblat pertama’ bagi kaum Muslimin dan juga tempat Nabi Muhammad pernah singgah dalam pristiwa ‘Isra’ dan Mi’raj’. Selain itu, sejarah Palestina dan kota Yerusalem sangat erat dengan penyebaran agama Isalam dan kehidupan para Nabi mereka. Jadi dengan alasan itulah, maka Yerusalem juga sangat penting dan suci bagi Islam sekarang ini. Dalam hal ini juga, penduduk Palestina yang sekarang mayoritas Islam dapat kita katakan penduduk pendatang pertama ataupun merupakan keturunan campuran dari penduduk pertama Tanah tersebut. Jadi, mereka sudah menganggap bumi Palestina adalah rumah mereka dan merekalah penduduk pribuminya, sehingga menimbulkan rasa nasionalisme yang tinggi dalam diri mereka dan menetang/menolak pendudukan asing yang ingin merebut Tanah itu dari mereka.
Bagi Kristen (Perbandingan)
Dalam hal ini, kekristenan juga tidak ketinggalan mengambil peranan yang penting dalam memaknai suci nya kota ini bagi mereka. Hal ini terlihat ketika terjadi Perang Salib yang diserukan oleh Paus Urbanus II kepada bangsa-bangsa Katholik di Eropa pada tahun 1095. Bagi kekristenan, Tanah Palestina juga lebih akrab ditelingga mereka dipanggil dengan Tanah Perjanjian, Sama halnya dengan Yahudi lebih akrab memangilnya. Hal ini karena leluhur orang yahudi, Abraham juga adalah Bapa orang percaya bagi Kekristenan. Begitu juga dengan Allahnya Israel adalah Allah orang Kriten yang Tritungal. Namun, untuk sucinya kota Yerusalem bagi kedua agama ini memiliki perbedan. Dimana seperti penjelasan diatas, pentingnya kota Yerusalem bagi kaum Yahudi lebih kepada tempat Bait Suci mereka yang telah hancur dan tempat tembok Ratapan berada sekarang. Sedangkan, bagi kekristenan kota Yerusalem itu penting, karena Yerusalem merupakan tempat wafat dan kebangkitan kembali Yesus: yang telah menjadi saksi kelahiran iman bagi mereka . Oleh karena itu, orang Kristen sering berziarah ke kota itu. Itulah sebabnya, ketika Islam mengangu Orang Kristen berziarah ke kota itu, kepausan di Roma marah dan menyerukan dilaksanakanya perang suci untuk merebut kembali Tanah itu dari Islam (meskipun didalam keputusan itu berbaur unsure politisi).
Sejarah perebutan Tanah Palestina Hingga Abad XX.
Tanah Palestina Pada Masa Awal.
Palestina ialah suatu wilayah yang terletak di antara tepi sungai Yordan mencapai sebelah selatan dari laut mati hingga muara teluk Aqabah. Kawasan ini berbentuk segitiga; bagian kepala menuju ke selatan dan ekornya ke utara. Pada bagian kepala bertemu dengan ujung teluk Aqabah, sedangkan bagian ekor memanjang dari Laut Mati hingga Laut Tengah. Wilayah Palestina berada berada di ujung sebelah Barat dari Benua Asia. Kawasan ini pada saat sekarang bukan kawasan yang subur dengan hasil alam yang melimpah. Hasil kekayaan alam yang ada hanya terbatas pada sejenis logam yang terpendam didasar Laut Mati. Adapun hasil pertaniannya, jeruk limau, biji-bijian serta zaitun. Kawasan ini penting bukan karena hasil alamnya, melainkan karena kedudukanya yang strategis. Letak wilayah ini menghubungkan tiga Benua, yaitu: Eropa, Afrika dan Asia, serta menghubungkan Laut Tengah dengan Laut Merah. Palestina berbatasan langsung dengan Lebanon, suriah, yordania, Arab Saudi, serta Mesir. Dalam beberapa literatur sejarah, dijelaskan bahwa bangsa Phunisia adalah bangsa yang pertama kali mendiami wilayah tersebut, yaitu sekitar 3000 sM.
Pada tahun 2500 sM, mulai datang bangsa-bangsa lain yang ikut menetap, yaitu bangsa Kanaan, Amon, dan Yebus. Bangsa-bangsa ini datang dari semenanjung Arab. Bangsa Kanaan tinggal di daratan sebelah selatan. Bangsa Amon tinggal didaerah perbukitan, sedangkan bangsa Yebus menempati kawasan sekitar Yerusalem. Bangsa-bangsa ini merupakan asal usul bangsa Palestina yang dikenal pada masa sekarang ini. dalam lietratur lain disebutkan bahwa Tanah Palestina dihuni oleh penduduk Palestina yang merupakan rumpun bangsa Arab. Bangsa Palestina adalah keturunan dari orang Kanaan dan Filistin yang telah menetap di wilayah tersebut secara terus menerus selama 40 abad. Mereka hidup selama berabad-abad, beradaptasi dalam bidang sosial, budaya, agama dan dalam berbagai bidang kehidupan lainnya. Walau tidak jarang timbul peperanagan dalam memperebutkan sumber-sumber ekonomi. Ketika Israel dalam kesulitan ekonomi dalam kemarau yang panjang, mereka mulai mencari lahan permukiman baru dan sumber ekonomi yang mampu mencukupi kebutuhan mereka. Mereka mengembara dan mulai menetap di Mesir.
Mesir sebagai kawasan yang terhindar dari bencana kemarau, dapat menjadikan negri itu kuat sehingga pada tahun 1500 sM-1200 sM, bangsa mesir menguasai bumi kepulauan Kreta. Pada awalnya Filistin datang untuk melakukan penaklukan ke daerah pesisir Suriah dan Mesir. Namun, mereka berhasil dipukul mundur oleh pasukan kerajaan Mesir dan akhirnya menetap disebelah selatan dari bumi Kanaan, atas izin Fir’aun Ramses III. Bangsa Filistin kemudian hidup berbaur dengan orang-orang Kanaan dan membangun kerejaan.
Palestina Pada Masa Pendudukan Israel.
Pada masa ini, Israel yang berada di Mesir setelah kematian Yusuf yang merupakan orang nomor 2 di negri tersebut, dijadiakan budak oleh Fir’aun. Kaum Yahudi ditindas dengan memperlakukan mereka sebagai budak ditanah Mesir. Penderitaan Israel ditambah lagi dengan printah Fir’aun untuk membunuh setiap bayi laki-laki dari orang Israel. Dalam hal inilah Allahnya Israel menyuruh Musa untuk membebaskan orang Israel dari perbudakan di Mesir dan membawa mereka ke negri yang dijanjikan oleh Allah kepada Abram leluhur mereka. Dengan seizin Allah, maka Musapun berhasil membawa Israel keluar dari perbudakan di Mesir dan memimpin mereka ke Tanah Kanaan. Namun, Yosualah yang akhirnya menggantikan Musa memimpin Bangsa Israel memasuki Tanah Kanaan tersebut. Namun pada kenyataanya Tanah ini bukanlah sebuah lahan yang kosong yang tidak ada penghuninya. Seperti keterangan di atas ada banyak bangsa-bangsa lain yang tinggal di Tanah itu. Seperti bangsa Yebus dan Kanaan yang telah mendiami Tanah itu sejak sekitar tahun 1800 sM. Untuk itulah atas printah Allah YHWH dibawah pimpinan Yosua, Israel memerangi bangsa-bangsa yang tinggal diatasnya untuk menduduki Tanah tersebut.
2.3.2.1. Penaklukan Tanah Kanaan
Penaklukan Tanah Kanaan oleh bangsa Israel merupakan suatu mujizat dan hal itu tentu saja bukan dilakukan oleh bangsa Israel tetapi karena kuasa Allah mereka. Bagaimana tidak, Israel dapat mengalahkan bangsa Kanaan yang memiliki persenjataan lengkap dengan benteng tembok yang tinggi dan tebal, mempunyai barisan pasukan yang banyak. Hal ini tentu saja tidak terlepas karena berkat Allah mereka yang senangtiasa menyertai mereka. Israel berhasil menyebrangi sungai Yordan (Yos3-4), meruntuhkan tembok Yeriko (Yos. 6), mengalahkan bangsa Ai (Yos. 8), musuh-musuh yang kuat dapat dipukul mundur, dikalahkan dan ditaklukkan. Dalam hal ini, Israel mengangap Allah mereka senangtiasa berada didepan mereka dalam setiap peperangan melawan setiap musuh mereka dan Allah itu berperang untuk mereka. Ada sebanyak 470.000 orang Yahudi lengkap dengan pasukan memasuki Palestina setelah mereka membunuh orang Kanaan yang mereka jumpai di Tanah itu. Dengan pristiwa ini mulailah bangsa Israel memerintah Palestina. Setelah mereka mereka menempatinya, Palestina dibagi menjadi 12 daerah sesuai jumlah suku Israel. Maka didirikanlah kepemimpinan yang dikenal dengan zaman para Hakim dengan seorang hakim sebagai pemegang kepemimpinan. Pada zaman ini para hakim berperan sebagai wakil TUHAN untuk memimpin para suku-suku Israel
2.3.2.2. Masa Kejayaan Palestina oleh Raja-raja Israel .
Setelah hampir satu abad bangsa Israel menduduki Tanah Kanaan, berbagai ancaman masih mereka hadapi, bahkan sering terjadi pertempuran dengan bangsa-bangsa lain. Untuk itu timbul kesadaran orang Israel untuk menyatukan kekuatan mereka. Hal ini terwujud dengan terpilihnya Saul sebagai raja atas seluruh suku-suku Israel oleh Nabi Samuel. Dibawah pemerintahan Saul, keturunan suku benyamin, ia berhasil mengusir orang-orang Kanaan dan Filistin dari daerah mereka. Kepemimpinan Saul atas Israel digantikan oleh Daud. Sejarah mencatat selama 40 tahun Daud berkuasa, prestasi gemilang dapat digapainya yang belum pernah terjadi pada priode sebelumnya. Pada masa pemerintahanyalah, Yerusalem (kota Daud) diresmikan sebagai ibukota Israel. Puncak kejayaan pemerintahan Daud adalah ketika ia menjadi penguasa atas wilayah yang luas di kawasan Asia Barat Daya. Masa pemerinthanya berlangsung selama 1042-972 sM. Pemerintahanya digantikan oleh putranya Salomo yang membawa Israel kepada masa keemasan. Dia dikenal sebagai raja yang berhikmat. Pada masa pemerintahnyalah Bait Suci dibangun yang menjadi pusat kegiatan keagamaan bagi bangsa Yahudi. Bait Allah dibangunnya di bukit Moria di kota Yerusalem. Selain itu Salomo juga menjadikan Israel sebagai pusat perdagangan international dengan membangun armada perdagangan dan mendirkan pelabuhan di kota Elizon Geberdi pantai Teluk Akaba
2.3.2.3. Masa Kemunduran Palestina Bersama Pemerintahan Raja-raja Israel yang kemudian.
Kejayaan bangsa Israel pudar seiring wafatnya raja Salomo tahun 935 sM. Bangsa Israel terbagi dua yaitu Yehuda yang didukung 2 suku yang beribukotakan Yerusalem dan Putra Salomo, Rehobeam sebagai rajanya dan Israel yang didukung 10 suku dengan beribukotakan Samaria dengan Yorobeam sebagai rajanya. Sebenarnya, pada akhir pemerintahan Salomopun, Israel sudah mengalami kemunduran ditambah lagi dengan pecahnya kerajaan ini menjadi 2, tentu saja kekuatan negri itu semakin berkurang. Akibatnya pada tahun 738 sM, pasukan Asyur di bawah pimpinan Tiglath Pilesar III menyerang dan menguasai Israel dengan menempatkan mereka sebagai budak yang menderita dan sengsara. Tahun 721 sM, Sargon II mengetahui rencana pemberontakan Israel, maka dengan cepat dihancurkanya dan dipisah-pisahkanya keseluruh daerah kekaisaranya. Hal ini mengakibatakan persatuan bangsa Israel hancur dan menghilang dari sejarah. Begitupula dengan Yehuda, pada tahun 606 sM, kerajaan Babylonia di bawah pimpinan Raja Nebukadnezer melakukan pembantaian besar-besaran terhadap Rayat, kaum Imam, wanita dan anak-anak Yehuda. Disamping itu juga ribuan orang Yahudi di buang ke Babylonia sebagai tawanan dan dijadikan budak. Kerajaan Yehuda berakhir tahun 587 sM dengan hancurnya Bait Allah. Penderitaan yang dialami oleh orang Yahudi di Babylonia, membuat mereka selalu mengaharapkan untuk dapat kembali ke Palestina dengan kehidupan yang semula. Bagi mereka Palestina adalah pusaka yang suatu saat akan kembali kepada mereka lagi.
Ketika Cyrus, raja Persia pada tahun 539 sM menaklukan Babylonia, orang-orang Yahudi mendapat perlakuan yang baik. Cyrus mengizinkan orang Yahudi kembali ke Yehuda sehingga kesempatan ini tidak disia-siakan oleh mereka. Kebanyakan mereka kembali dibawah pimpinan Ezra dan Nehemia. Mereka membangun kembali Yehuda dan mendirikan kembali Bait Allah. Namun ketika Alexander Agung menaklukan Persia tahun 332 sM, Yahudipun berada diwilayah taklukkanya. Setelah Alexander wafat, kerajaanya terbagi 3 bagian yaitu: Craterus mendapat Makedonia dan Yunani, Seleucius wilayahnya mulai sungai Eufrat sebelah Barat sampai India dan Ptolemy mendapatkan Mesir. Sehingga Yehuda termasuk kewilayah Seleucius yang sangat menindas mereka dan melarang mereka menjalankan ibadahnya dan melakukan ibadah Yunani. Hal ini membuat orang Yahudi memberontak yang dipimpin oleh Yudas Maccabe dan memproleh kemenangan. Namun hal itu tidak lama berlangsung, karena pada tahun 63 sM, Kaisar Pompeus dari Romawi merebut kembali daerah Yahudi. Dan dia mengangakat Herodes sebagai penguasa Yahudi dari tahun 37-4 sM. Pada tahun 4 sM, Herodes meninggal dan Romawi menjadiakan daerah Yahudi sebagi sebuah Provinsi yang dipimpin oleh anak Herodes sendiri, Archealus yang berkuasa dari tahun 4-7 M. Herodes Antipas di Galilaia dari 4-39 M. kemudian tahun 70 pangeran Titus menghancurkan Yerusalem dengan Bait Sucinya dan mengadakan pembantaian massal terhadap Yahudi sehingga mereka banyak yang melarikan diri keberbagai penjuru dunia. Sejak saat itulah bangsa Yahudi tercerai berai (Great Diaspora). Mereka tidak punya tanah air dan hidup ditengah-tengah pembuangan di tengah bangsa-bangsa lain
Palestina Pada Masa Kekaisaran Romawi (Katholik)
Setelah penghancuran kota Yerusalem tahun 70 oleh Titus, kemudian tahun 130, kota ini dibangun kembali oleh Kaisar Handrian dan mengganti namanya menjadi Aliea Capitolia. Namun dibawah pimpinan Bar-Kochba, Yahudi kembali melakukan perlawanan tapi tidak berhasil. Untuk melegitimasi pengaruh Yahudi, provinsi Yudea berganti nama menjadi Syria-Palestina. Pada tahun 331, dibawah kekuasaan kaisar Konstantinus, Yerusalem dijadikan pusat agama Nasrani sehingga umat Nasrani berdatangan ke Yerusalem untuk berziarah. Namun pada tahun 614, bangsa Persia kembali mengusai Palestina.
Palestina Pada Masa Islam.
Setelah wafatnya nabi Muhamad pada abad ke-7, bangsa Arab (Islam) melakukan ekspansi dan membangun suatu imperium yang mengusai tiga benua. Kurang dari satu Abad wilayah-wilayah taklukkanya mengalami proses Arabisasi dan Islamisasi. Dalam hal ini termasuk kekaisaran Byzantium yang berada di Palestina (641). Banyak diantara wilayah taklukan Arab melakukan pernikahan dengan orang Arab, termasuk orang Palestina. Sehingga pada masa inilah orang Palestina melakukan Arabisasi dan Islamisasi. Arab menjadikan Yerusalem sebagai kota suci bagi Islam dengan membangun Masjid ‘Al-Aqsha’ sebagai Kiblat pertama bagi mereka. Disamping itu, Arab juga menjadikan Yerusalem sebagai kota suci bagi Nasrani dan Yahudi dengan cara mengizinkan mereka beribadat di kota itu. pada masa-masa kekuasan Islam awal, Yerusalem merupakan tempat peribadatan yang damai bagi 3 agama samawi. Namun, pada masa kekusan bangsa Saljuk (Turki), dibawah kekhalifahan Al-Hakim terjadi perlakuan yang kurang simpatik terhadap orang-orang non-Muslim yang berziarah ke Yerusalem. Dalam hal ini juga bagsa Saljuk melakukan penyerangan ke Byzantium, sehingga kaisar Alexius Comnesus meminta bantuan ke Roma, Paus Urbanus II . Sehingga pada tanggal 26 November 1095 Urbanus menyapaikan pidatonya di Clermont, Prancis untuk melancarkan perang Suci merebut makam Suci . Akibatnya Deusvult menjadi slogan umat Nasrani untuk melancarkan Perang salib . Dalam Perang ini, Islam-Kriten silih berganti menang. Namun pada Akhirnya Palestina tetap ditangan Islam, yaitu bangsa Malmuk yang mengusai Yerusalem dari abad 13-16. dibawah kekusan Bangsa ini, Yerusalem lebih sebagai pusat agama. Akhirnya Palestina berkembang dan menjadi salah satu pusat pengetahuan Islam.
Palestina Pada Masa Kekuasaan Imperium Turki Utsmani.
Dinasti Utsmani adalah salah satu kerajaan Islam yang ditakuti pada abad pertengahan oleh dunia. Hal ini karena wilayah kerajaan ini membentang dari Hongaria sampai Baghdad dan dari semenanjung Cerremia ke hulu Sungai Nil. Hal ini menempatkan kerajaan Utsmani menjadi kerajaan Islam terbesar pada Abad pertengahan. Dibawah kekuasan kerajaan ini, Palestina menjadi sangat maju dalam segala bidang. Namun, pada tahun 1699-1839, secara berangsur-angsur kekuasaan Utsmani surut dan mengalami perpecahan. Puncaknya pada tahun 1912, dimana pasukan Balkan merebut seluruh wilayah Eropa kecuali wilayah kecil di Istanbul dan tahun 1914, Turki Utsmani terseret dalam perang Dunia I dengan sekutu Jerman. Namun, perang itu telah mengakhiri Imperium Utsmani dan tanggal 20 April 1920, wilayah Palestina diserahkan kepada Inggris.
Palestina Abad XX
Pada Abad ini, Yahudi yang tinggal di negara-negara di Eropa (akibat Great Diaspora), ikut mengalami penetrasi zaman pencerahan yang terjadi di benua tersebut . Moses Hess (1812-1817) menghidupkan kembali nasionalisme Yahudi, yaitu dengan melahirkn kembali ide kebangsaan dan keagungan agama Yahudi. Hess dipengaruhi oleh kepercayaan Mesianis Yahudi. Untuk itu Hess mulai mempropogandakan idenya tentang kebangkitan kembali tanah air Yahudi di Palestina. harapan Hess ini mulai terealisasi, ketika gerakan Zionisme membantu Inggris dalam Perang Dunia I (1914-1918) melawan Jerman dan sebagai imbalanya Inggris menjanjikan Palestina bagi mereka. Setelah kemenangan Inggris maka kaum Yahudi mulai melakukan imigrasi dari negra-negara Eropa ke Palestina dan akhirnya gerakan Zionisme ini mulai merancangakan pendirian negara Yahudi di Palestiana. Tokohnya adalah bapak Yahudi dunia, Theodor Herzl. Herzl mengajukan ide mesianisnya dalam gerakanya yaitu: “dunia akan bebas dengan kemerdekaan kita, bahagia dengan kejayaan kita, dan juga dengan kebesaran kita”. Idenya ini ditambah dengan keyakinan setiap orang Yahudi yaitu percaya kembalinya mereka ke tanah leluhur mereka, Palestina. Restorasi fisik, dan keagamaan yang merupakan akhir dari diapora, yaitu berkumpulnya orang Yahudi di Holy Land. Keinginan ini didukung oleh lembaga keuangan Yahudi yang sudah mengusai perekonomian dunia pada abad XX yang tentu saja dapat membiayai pergerakan untuk mengusai Palestina. Pada tahun 1930-an , Zionisme berhasil memasukan imigran Yahudi secara besar-besaran ke Palestina dengan persetujuan Inggris. Dan akhirnya, tercatat sekitar 456. 743 orang Yahudi tinggal di Palestina tahun 1940. Hal ini tentu saja menimbulkan reaksi keras dari negara-negara Arab dan akhirnaya Inggris menyerahkan masalah Palestina ini kepada PBB. Untuk itu pada 29 November 1947 MU PBB mengadakan pemungutan suara yang menghasilkan Resolusi PBB No. 181 yang menegaskan membagi wilayah itu menjadi 2, yaitu: 56% untuk Yahudi dan 44% untuk Arab . Untuk itu Yahudi melakukan pembersihan Palestina dari wilayahnya dan melakukan penyerangan seperti di deir Yasin yang menelan korban 254 orang yang dipimpin oleh Manachem Begin. Kegemilangan Yahudi terjadi tanggal 14 mei 1948, yaitu dengan memproklamasikan berdirinya negara Yahudi di Palestina yang dinamakan negara Israel. namun rencana berdirinya Israel sebagai sebuah negara oleh kaum Yahudi, sangat ditentang negara-negara Arab. Akibatnya, sejak tahun 1947, tentara Mesir, Yordania, Syria, Lebanon, dan Irak bergabung dengan Palestina dan geriliawan Arab lainnya memerangi Israel. Perang ini pada tahun 1948 disebut perang Arab-Israel I. Perang juga berlangsung tahun 1956, 1967, 1973, dan 1982 antara Israel-PLO di Lebanon. Perang yang terkenal adalah Perang 6 hari tahun 1967 . Perang ini berakhir atas seruan PBB dan Israel berhasil menduduki sebagian besar wilayah Palestina termasuk Yerusalem Barat yang dijadikan sebagai ibukota Israel.
Namun, hal ini tidak dibiarkan begitu saja, pada Juli 1968, Palestinian National Congress ke-4, memutuskan bahwa satu-satunya cara untuk membebaskan Palestina adalah melalui perjuangan bersenjata sehingga dibentuklah PFLP (Popular Front For The Liberation Of Palestine) dengan tujuan menghancurkan negara Israel, Zionisme dan Imprealisme AS. Tapi gerakan ini mengalami perpecahan kemudian akibat tertangkapnya pemimpin mereka , George Habash. Sehingga menjadi DFLP (Democratic Front For The Liberation Of Palestine) dengan Nayef Hawatmah sebagai pemimpinya. Selain itu gerakan perjuangan PLO, ANM, dan Al-Fatahpun kembali bangkit untuk melawan Israel.
Palestine Up Date
Jika kita berbicara tenatang Palestine Up Date, maka tentu kita akan langsung terbanyang kota Gaza yang hancur dan berlumuran darah. Banyak orang mengira perang ini adalah perang agama, tapi apakah itu benar? Apakah ketika bangsa Palestina dihancurkan masyarat dunia yang beragama Islam marah karena mengangap meraka adalah saudara kandungnya? Dan apakah ketika bangsa Israel menang, orang-orang Kriten dan Yahudi merasa bangga dan senang?.
Awal Konflik Israel-Hamas
Pada awalnya, Hamas yang berfungsi sebagai pelayan kesehatan, pendidikan, dan bimbingan agama kepada penduduk Gaza dapat berkembang pesat karena dianggap tidak membahayakan Israel. Namun, gerakan militant Hamas mulai muncul ketika sebuah truk Israel menabrak kendaran orang Palestina yang menyebabkan 4 orang meninggal. Hal ini memyebabkan Hamas dan orang Palestina mengadakan pembrontakan dan penyerangan dan secara tegas menyatakan perlawananya kepada Israel. Hamas semakin kuat dengan bantuan donor dari Arab Saudi dan negara minyak Persia lainya. Begitupula dengan Iran yang memberikan dana sekitar US$ 20-30 juta per tahun untuk dana pergerakan Hamas dan juga simpatisan Miliader Islam dari USA, Kanada, dan Eropa Barat . Hal ini tentu saja membuat Hamas punya banyak dana untuk melakukan perlawanan kepada Israel dan ditambah lagi terowongan bawah tanah yang terhubung dari Rafah, Mesir ke Jalur Gaza sebagai sarana pengiriman bantuan kepada Hamas.
Konfilk Israel –Palestina, Apakah perang Agama?
Ada banyak orang didunia ini keliru ketika memandang konflik Israel-Palestina sebagai perang Yahudi-Islam, kata Dubes Palestina untuk Indonesia, H. E. Ribhi Awad. Awad mengatakan, memang benar di Palestina ada tempat-tempat suci bagi Islam, Kristen dan Yahudi. Namun konfik yang terjadi adalah Revolusi dan perjuangan rakyat Palestina yang tidak hanya Islam tapi juga Kristen untuk menentang agresi Asing. Konflik ini tidak pernah berhenti karena gerakan Zionisme dan pemerintahan Israel tetap pada pendirianya, yakni di Palestina hanya ada satu negara Yahudi yang benar-benar Yahudi. Dalam hal ini, Aco Manafe sebagai pembanding ceramah Awad, mengatakan perdamaian sejati antara Israel-Palestina seharusnya telah lama tercipta apabila syarat-syarat perjanjian Oslo I dan II(1993 dan 1994), kesepakatan Camp David (2000) dan perjanjian Taba (2001) dilaksanakan secara Konsekuen dan konsisten. Tapi Aco juga menambahkan, menurutnya perdamaian sulit terjadi karena Israel berada di bawah partai Likud.
Perang Di Jalur Gaza
Perang di Jalur Gaza adalah perang terbaru dari konflik Israel-Palestina. Perang ini dilancarkan kembali oleh Israel sesudah mereka menyepakati genjatan senjata selama 6 bulan dengan Hamas. Pernyataan ini disampaikan secara resmi oleh PM Israel Ehud Olmert. MP Israel Ehud Barak, mengatakan keputusan ini juga dipicu serangan mortar dan roket yang dilakukan Hamas ke Israel. Perang ini dilancarkan mulai 27 Desember 2008-17 Januari 2009 dan 18 Januari Israel mulai menarik semua pasukanya seiring dengan genjatan senjata terjadi. Namun selama perang terjadi banyak sekali korban jiwa dan hancurnya kota Gaza. Akibat Agresi Israel ini, banyak negara-negara di dunia mengutuk mereka dan melakukan aksi-aksi diantarnya:
1. Petenis Israel, Sharar Peer, diminta mengundurkan diri dari turnamen ASB Classic di Auckland, slandia baru.
2. Parlemen Ekuador menuduh Israel melekuken kejahatn kemanusian.
3. Pemain basket Israel dilempari saat bermain dengan Turki di Ankera.
4. Serikat pegawai pemerintah Kanada meminta boikot kunjungan akademis Israel ke Kanada.
5. Venezuela usir Dubes Israel
6. Dan ratusan unjuk rasa anti agresi Israel lainya
Dalam hal ini, banyak negara-nagara yang mengusulkan perdamaian diantaranya:
1. Mesir, Prancis, dan Hamas, didukung AS, Italia dan Israel upaykan genjatan senjata.
2. Iran dan Turki mengupayakan solusi atas konflik timur tengah.
Dan akhirnya resolusi yang dihasilkan DK PBB No. 1860.
III. Refleksi/Analisa
Hidup berdampingan, rukun, tentram, nyaman, sejahtra dan aman,adalah impian setiap manusia yang sehat didunia untuk tinggal dalam suatu negara. Hal ini hanya bisa terjadi apabila suatu negara tersebut memilki SDA dan SDM yang baik dan ditambah memilki hubungan yang baik dengan semua negara didunia tanpa ada satu konflikpun. Sejak awalnya, Tuhan menciptakan Hawa adalah sebagai penolong yang sepadan bagi Adam. Agar kelebihan Hawa dapat mencukupkan kekurangan Adam dan Kelebihan Adam dapat mencukupkan kekurangan Hawa supaya terjadi keseimbangan diantara mereka. Hal inilah yang Paulus juga sampaikan kepada jemaatnya di Korintus ( 2 Kor.8: 14-15). Namun, apakah Tanah Kanaan yang merupakan tanah suci bagi 3 agama samawi, yang subur dan kaya menjadi penolong yang sepadan bagi orang yang memperebutkanya? Dan apakah kelebihan Israel dari dulu sampai sekarang mencukupkan kekurangan Palestina dan sebalikya?. Atau apakah dengan silih bergantinya mengalir darah orang Islam, Kristen, dan Yahudi di Tanah tersebut khususnya Yerusalem mebuat tanah itu semakin subur dan kaya hasil buminya?
Dalam Hukum Taurat yang sangat dipegang kaum Yahudi untuk dipatuhi, pada printah yang ke- 6 dan ke-10, dikatakan dengan jelas bahwa “Jangan Membunuh dan Jangan mengingini barangmu sesama manusia”. Namun mengapa dapat kita katakan melalui sejarah, bahwa salah satu kegemaran kaum Yahudi adalah berperang (membunuh) dan merampas (merebut tanah orang lain)?. Apakah printah itu hanya berlaku bagi sesamanya Yahudi saja? Dan jika hal itu benar, apakah dengan prinsip yang demikian negara Israel akan damai?.
Dalam pembukaan undang-undang dasar NKRI yang sesuai dengan logo PBB dikatakan bahwa “…….kemerdekaan itu ialah hak segala Bangsa dan oleh karena itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan pri kemanusian dan prikeadilan….” Isi dari UUD NKRI ini selalu dibacakan setiap seninnya dalam upacara bendera, namun mengapa banyak rakyat kita ingin pergi Jihad ke Afganistan, Irak dan ke Jalur Gaza beberapa waktu yang lalu ? Apakah benar kepergian mereka untuk memperebutkan kemerdekaan orang Palestina? Jika benar, apakah caranya hanya dengan perang juga?. Saudara-saudara apakah kita tidak pernah merenungkan, betapa Tuhan bersedih dan kecewa melihat ciptaanya saling membunuh!. Apakah benar perang yang dilancarkan selama ini atas nama agama adalah Holy War dan Deusvult atau Just War?. Apakah Tuhan juga menginginkan ini semua terjadi? Apakah ini sebenarnya arti dan makna Tanah Perjanjian?
Dalam hal ini perang Israel-Palestina yang terjadi di Jalur Gaza bebrapa waktu yang lalu, melalui semua media diberitaukan bahwa ini bukanlah perang agama tapi politis! Pemberitaan ini tentu saja memilki bukti yang Falig. Dalam hal ini kami penyeminar juga tidak dapat membantahnya dan setuju jika dikatakan ini juga adalah perang politis. Namun, apakah benar dalam konflik ini tidak ada berbaur unsur agama? Atau apakah tidak ada pengaruh arti dan makna magis dari tanh ini bagi kedua belah kubu? Jika benar mengapa Lebanon meminta negara-negara Islam untuk bersatu mengapa tidak seruan anti pendudukan Israel itu diserukan kesemua negara didunia, bukankah akan lebih baik?..
IV. Kesimpulan
Dari seluruh pemaparan diatas maka dapat kita simpulkan dan Analisa bahwa:
1) Untuk dapat mengerti bagaimana pentingnya arti dan makna Tanah Perjanjian/Yerusalem bagi tiga agama samawi, perlu dilakukanya penelitian dasar agama mengenai hal ini.
2) Bagi Israel, arti dan makna tanah perjanjian sangatlah penting, hal dimulai sejak tanah itu dijanjikan, ditempati, direbut, hingga akhirnya dikuasi kembali (meskipun tidak utuh).
3) Arti dan Makna tanah ini semakin menasionalismekan bangsa Isreal ketika Yerusalem menjadi pusat Peribadahan dan Politik, atas rahmat Allah yang membuat mereka sangat mencintainya dan tidak akan melepaskanya dengan alas an apapun juga.
4) Pada awalnya Tanah Palestina diduki oleh bangsa pengembara yaitu Phunisia pada tahun 3000 sM dan kemudian Pada tahun 2500 sM, mulai datang bangsa-bangsa lain yang ikut menetap, yaitu bangsa Kanaan, Amon, dan Yebus. Bangsa-bangsa ini datang dari semenanjung Arab.
5) Pada perkembangan selanjutnya, Tanah ini diduduki silih berganti oleh beberapa bangsa dan menghasilkan peperangan. Terkhususnya Perang atas nema agama seperti perang Israel-Kanaan pada masa Yosua dan Perang Salib.
6) Keunikan Palestina, terletak pada kota Yerusalem sebagi kota suci bagi 3 agama samawi. Kesucian kota ini bagi mereka adalah: Holy Land dan Tembok Ratapan bagi Yahudi, Masjidil Al-Aqsha sebagai Kiblat pertama bagi Islam dan kota Yerusalem sebagai tempat wafat dan bangkitnya Yesus Kristus bagi Nasrani.
7) Masa perjuangan bangsa Israel setelah Great Diaspora untuk mendirikan kembali negara Israel yang berdaulat di Palestina melalui usaha yang dilakukan termasuk perang.
8) Konflik Israel-Palestina (Arab/Islam) sejak abad XX hingga perang di Jalur Gaza sekarang ini, menurut Awad (Dubes Palestina untuk Indonesia) adalah kekeliruan mengangap konflik tersebut adalah perang agama. Menurutnya, itu adalah gerakan revolusi dan perjuangan rakyat Palestina yang tidak hanya Islam tapi juga Kristen untuk menentang agresi Asing. Hal ini juga disampaikan dalam berita-berita yang disiarkan di TV pada beberapa waktu yang lalu. Namun, penulis tidak menyangkal bahwa ini bukan perang agama secara terang-terangan namun penulis lebih setuju jika semua konflik ini karena begitu berharganya dan pentingnya Tanah itu bagi Israel dan Palestina.
V. Kepustakaan
Armstrong, Karen, Yerusalem: Satu Kota Tiga Iman, Surabaya: Risalah Gusti, 2004
Bakker, F.L, Sejarah Kerajaan Allah 1, Jakarta: BPK-GM, 2007
Barker, Margaret, Pintu Gerbang Sorga: Sejarah dan Simbolisme Bait Allah di Yerusalem, Terj. B.A. Abednego, Jakarta: BPK -GM, 1995
Barth, Christoph, Theologia Perjanjian Lama 3, Jakarta: BPK-GM, 1989
Black, Ian; Benny Morris, Israel’s Secret Wars, New York: Grove Press, 1991
Boland, B.J., Tafsiran Alkitab Injil Lukas, Jakarta: BPK -GM, 2003
Bolkestein, M.H., Kerajaan Yang Terselubung: Ulasan atas Injil Markus, Terj. Tati S.L. Tobing-Kartohadiprojo, Jakarta: BPK-GM, 2004
Bright, John, A History Of Israel, Vol.III, London: SCM Press Ltd, 1960
Browning, W. R. F., Kamus Alkitab, Jakarta: BPK-GM, 2007
Brueggemann, Walter, The Land, Philadelphia: Fortress Press, 1973
Burge, Gary M., Whose Land? Whose Promise? New York: Paternoster Press, 2003
Crowter, Jonathan, Oxford Advanced Learners Dictionary, oxford: New International Students Edition, 1995
Daya, Burhanuddin, Agama Yahudi, dalam Agama-agama Di Dunia, Yogyakarta: IAIN Sunan Kali Jaga Press, 1988
Depdikbud, KBBI, Jakarta: Balai Pustaka, 1992
Douglas, J. D. (ed), Ensiklopedi Alkitab Masa kini (A-L), Jakarta: YKBK-OMF, 2005
Franti, dkk., Arti dan Makna Teologis Tanah dalam Pl, dalam mata kuliah Teologi PL I, Medan: STT-AS, 2008
Freedman And Friends, YHWH:TDOT, Vol.V, Grand Rapids, Michigan: William B. Eermans Publishing Company, 1992
Habel, Norman C., The Land Is Mine, Minneapolis: Augsburg Fortress, 1995
Hermawati, Sejarah Agama Dan Bangsa Yahudi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005
Heuken SJ, A., Ensiklopedia Gereja Jilid II (C-G), Jakarta: Yayaysan Cipta Lokacaraka, 2004
Hill, Andrew E; John H. Walton, Survai Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas, 2005
Hinson, David F., Sejarah Israel Pada Zaman Alkitab, Jakarta: BPK-GM, 2001
Hitti, Philip K., History Of The Arabs, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2005
Howard Jr, David M., Kitab-kitab Sejarah Dalam Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas
Jagersma, H., Dari Aleksander Agung Sampai Bar Kokhba: Sejarah Israel dari ± 330 sM-135 M, Terj. Soeparto Poerbo, Jakarta: BPK -GM, 1991, hlm. 134-136.
Kenneth Curtis, A. dkk, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen, Jakarta: BPK-GM, 2006
Oren, Michael B., Six Days Of War, New York: Presidio Press, 2003
Rowley, H.H., Ibadat Israel Kuno, Terj. I. J. Cairns, Jakarta: BPK-GM, 2002
Syalaby, Ahmad, Perbandingan Agama: Agama Yahudi , diterjemahkan oleh Syamsudin Manaf, (Surabaya: Bina Ilmu, 1990)
Tsevat, Ringgren, Yerusalayim: TDOT, Vol.VI, Grand Rapids, Michigan: William B. Eermans Publishing Company, 1990
Vrienzen, Th.C., Agama Israel Kuno, Jakarta: BPK-GM, 2006
Wellem, F. D., Kamus Sejarah gereja, Jakarta: BPK-GM, 2006
Wink, Walter, Engaging The Powers, Minneapolis: Fortress Press, 1996
Makalah
Awad, H. E. Ribhi, Konflik Israel-Palestina,dalam ceramah umum bagi anggota GMKI Medan tanggal 4 Mei 2004.
Manafe, Aco, Perjanjian Damai Yang Terus Terhambat Menyulitkan Posisi Israel, sebagai pembanding cerah H. E. Ribhi Awad bagi anggota GMKI Medan tanggal 4 Mei 2004
Sihombing, Friz, Keluarga Abraham: tempat dialaog dengan Islam dalam kuiliah umum STT Abdi Sabda Medan, tanggal 22 Agustus 2008
Webesite
http//www. Hamas?. Com. diakses 23 Januari 2009
www. Independence and First Year of Israel. Co. id. Diakses 23 januari 2009
http// www. Where Does Hamas’s Money Come From?. Co. id. Diakses 23 Januari 2009.
www. Wikipedia. Org. Com. Diakses 23 Januari 2009.
www. Zionism and the British Mandate. Com. Diakses 23 januari 2009.
Surat Kabar
Kompas Rabu, 07 Januari 2009
Kompas Kamis, 08 Januari 2009
Kompas Jumat, 09 Januari 2009
Kompas Sabtu, 10 Januari 2009
Kompas Senin, 12 januari 2009
Kompas Selasa, 13 januari 2009
Kompas Rabu, 14 Januari 2009
Kompas Sabtu, 17 Januari 2009